Parutan berbentuk cakram akan merobek dan mencabik bahan untuk melepaskan jus yang tersimpan di dalamnya.
Jus yang dilepaskan kemudian ditarik oleh gaya sentrifugal ke tepi disk, yang dikelilingi oleh bungkus mesh halus.
Jaring kemudian memisahkan jus dari ampas yang tersisa saat melewatinya.
Jus yang disaring kemudian menetes ke bawah piringan pemotong dan disalurkan keluar dari juicer melalui cerat ke dalam wadah yang disiapkan.
Juicer biasa bisa bekerja dengan cepat. Begitu menekan seluruh tutup juicer, sari buah dan sayuran bisa langsung terekstrak.
Tapi alat ini saat sedang bekerja bisa mengeluarkan suara yang cukup berisik.
Sementara itu, pada slow juicer, alat ini tidak menggunakan mata pisau tapi dengan menggunakan teknologi pemeras perlahan yang memanfaatkan ulir penghancur.
Slow juicer bekerja dengan putran ulir yang lambat, yang melumat buah atau sayur secara perlahan saat buah atau sayur dimasukkan.
Baca juga: Jadi Buah Nomor 1 untuk Menurunkan Tekanan Darah, Ini 4 Manfaat Konsumsi Semangka
Baca juga: 4 Manfaat Buah Belimbing bagi Kesehatan: Mencegah Diabetes hingga Kolesterol Tinggi
Menggunakan slow juicer perlu pemantauan dan pengguna harus menambahkan satu potong demi satu potong ke dalam juicer.
Itu sebabnya, jika menggunakan slow juicer proses kerja untuk menghasilkan jus akan lebih lama dibanding juicer biasa dan blender.
Kecepatan putar mesin pada alat ini biasanya sekitar 40-100 RPM, berbeda dari juicer yang sangat tinggi, yakni lebih dari 10 ribu RPM.
Cara kerja tersebut mempengaruhi hasil jus yang didapat. Pada slow juicer akan diperoleh hasil jus yang maksimal.
Kandungan gizi jus akan tetap terjaga lantaran tidak menghasilkan panas seperti jus pada blender atau juicer biasa.
Sari yang dikeluarkan dari mesin ini lebih banyak dan sedikit berbusa serta memiliki rasa yang lebih dominan.