News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dokter Mata: Status Mata Saat Ini Berpengaruh pada Status Sosial Ekonomi Anak di Masa Depan

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anak-anak usia 6 hingga 12 tahun yang mengikuti pemeriksaan mata 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi pada tahun 2050, sekitar 50 persen atau setengah populasi dunia akan menderita Myopia.

Lalu apa yang menyebabkan seseorang mengalami Myopia ?

Myopia bisa saja disebabkan faktor genetik, namun sejumlah penelitian dalam beberapa tahun terakhir juga menunjukkan adanya korelasi erat antara Myopia dengan gaya hidup.

Secara khusus, gangguan ini lebih sering terjadi terutama pada anak-anak, mereka yang menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan dengan pencahayaan minim, serta mereka yang melakukan aktivitas seperti mengamati benda-benda yang berdekatan dengan mata selama beberapa jam seperti gadget.

Dengan demikian, penggunaan gadget dapat memperburuk kondisi Myopia pada remaja, karena merupakan aktivitas proksimal yang dilakukan di dalam ruangan.

Lalu apa saja gejala yang dialami mereka yang mengalami Myopia ?

Gejala utama yang kerap dialami mereka yang mengalami gangguan ini adalah penglihatan kabur saat melihat objek yang jauh.

Perlu diketahui, semakin besar cacat visual, maka semakin pendek jarak di mana seseorang dapat melihat secara baik.

Bahkan mereka yang mengalami kondisi ini perlu menyipitkan mata agar bisa fokus pada objek yang jauh.

Istilah Myopia berasal dari kata Yunani 'Myo', yang berarti 'menutup' dan menunjukkan kebiasaan yang umumnya dilakukan orang-orang yang mengalami rabun dekat yakni menyipitkan mata untuk melihat secara lebih baik dari kejauhan.

Melihat meningkatnya kasus Myopia pada anak di masa pandemi ini, klinik pelayanan kesehatan mata ZAF Eye Care bekerja sama dengan Pemerintahan Kota Administrasi Jakarta Selatan mengadakan acara Bakti Sosial Pemeriksaan Mata dan Pemberian Kacamata Gratis untuk anak usia Sekolah Dasar (SD) yang tidak mampu di wilayah tersebut.

Founder dan CEO ZAF Eye Care, dr. Zoraya Ariefia Feranthy, Sp.M., mengatakan bahwa dari hasil bakti sosial ini, pihaknya memperoleh data yang cukup mengkhawatirkan terkait gangguan fungsi mata pada anak ini.

"Dari 246 peserta dengan rentang usia 6 hingga 12 tahun, didapatkan sebesar 73,17 persen anak dengan kelainan refraksi," kata dr. Zoraya. dalam keterangan resminya.

Kendati demikian, gangguan tersebut dapat diatasi melalui pemberian kacamata yang tepat bagi mereka yang mengalami kelainan refraksi.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini