TRIBUNNEWS.COM - Monosodium Glutamat (MSG) atau familier disebut dengan micin atau vitsin menjadi perdebatan di tengah masyarakat.
Asumsi yang berkembang di masyarakat menjadikan MSG sebagai sumber dari dampak negatif bagi kesehatan, terutama pada anak.
Berbagai isu beredar, bahkan terbangun persepsi di sebagian masyarakat yang anti terhadap penggunaan MSG.
Selain dianggap menjadi pemicu kebodohan pada anak, mitos lainnya yang berkembang yakni MSG dapat mengganggu fungsi kerja otak, generasi micin, meningkatkan risiko asma, meningkatkan kanker, dan memicu kelebihan berat badan.
Namun benarkah MSG sangat berbahaya bagi kesehatan?
Dokter Spesialis Anak, dr MN Ardi Santoso, mengungkapkan asumsi yang berkembang di masyarakat tidaklah benar.
Baca juga: 5 Cara Orang Tua Jaga Kesehatan Anak di Tengah Cuaca Panas, Usahakan Tetap Terhidrasi
"Kandungan Natrium pada MSG justru 61 persen lebih sedikit daripada garam, yang artinya resiko darah tinggi (hipertensi) dari garam jauh lebih tinggi dari MSG," ungkap dokter Ardi Santoso kepada Tribunnews, Sabtu (13/8/2022).
Ia juga mengungkapkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI No. 033-2012 dan Peraturan BPOM No. 23-2013, penggunaan MSG dibolehkan dengan batas penggunaan “secukupnya”.
Dokter Ardi Santoso menjelaskan ada manfaat MSG untuk mendukung tumbuh kembang anak.
"Anak itu sudah sangat familier dengan kandungan glutamat bahkan sejak bayi melalui asupan ASI yang mengandung 44,17 persen glutamat."
"Pendapat MSG aman bagi bayi itu juga didukung oleh berbagai penelitian internasional yang menyebutkan bahwa MSG dapat dicerna oleh semua rentang usia, termasuk oleh bayi," ungkap Dokter Ardi.
Baca juga: Pemerintah Ingatkan Kondisi Kesehatan Anak Bisa Rawan Jika Tidak Imunisasi Lengkap
Peran MSG untuk Tumbuh Kembang Anak
Dokter Ardi menyebut peran MSG bagi tumbuh kembang anak adalah membantu pencernaan dan mengontrol nafsu makan.
"Banyak orang tua yang mengalami situasi anak susah makan, yang karena asupan nutrisinya bermasalah jadi menganggu proses pertumbuhan."