TRIBUNNEWS.COM - Korea Selatan melaporkan kasus kematian pertama akibat amoeba pemakan otak atau Naegleria Fowleri.
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) mengkonfirmasi bahwa seorang pria berusia 50-an telah meninggal karena amoeba pemakan otak setelah kembali dari Thailand.
Dikutip dari The Star, pria tersebut kembali ke Korea Selatan pada 10 Desember setelah empat bulan bertugas di Thailand.
Pria itu akhirnya dirawat di rumah sakit keesokan harinya dan meninggal Rabu pekan lalu.
Lantas, apa itu amoeba pemakan otak?
Amoeba pemakan otak atau yang dikenal dengan nama Naegleria fowleri adalah amoeba yang hidup bebas (organisme hidup bersel tunggal).
Baca juga: Korea Selatan Laporkan Kematian Pertama akibat Amoeba Pemakan Otak, Ini 8 Hal yang Perlu Diketahui
Organisme ini sangat kecil, sehingga hanya bisa dilihat dengan mikroskop.
Biasanya ditemukan di air tawar yang hangat (seperti danau, sungai, dan mata air panas) dan tanah.
Dikutip dari CDC, hanya satu spesies Naegleria yang menginfeksi manusia, yakni Naegleria fowleri.
Naegleria fowleri menginfeksi manusia ketika air yang mengandung amoeba masuk ke tubuh melalui hidung.
Ini biasanya terjadi saat orang berenang, menyelam, atau saat mereka meletakkan kepala di bawah air tawar, seperti di danau dan sungai.
Baca juga: Gejala Infeksi Amoeba Pemakan Otak pada Pasien di Korea Selatan, Mirip Meningitis
Amoeba kemudian berjalan dari hidung ke otak, di mana ia menghancurkan jaringan otak dan menyebabkan infeksi yang menghancurkan.
Hal ini disebut meningoensefalitis amebik primer (PAM). PAM hampir selalu berakibat fatal.
Infeksi Naegleria fowleri juga dapat terjadi ketika orang menggunakan air keran yang terkontaminasi untuk membersihkan hidung mereka selama praktik keagamaan atau membilas sinus mereka (mengirimkan air ke hidung).