Hormon ini lebih banyak diproduksi di malam hari, karena itu menyusui di malam hari dapat membantu menjaga pasokan ASI. Prolaktin dapat membuat ibu merasa nyaman dan sebabnya kadang membuat ibu mengantuk.
“Karena itu ibu biasanya beristirahat dengan baik meski ia menyusui di malam hari,” ucap dr Elizabeth.
Ia menambahkan, semakin mengetahuinya sejak dini makan akan semakin membuat para ibu percaya diri saat menyusui. Singkirkan juga rasa gugup dan khawatir perihal ASI yang keluar sedikit atau ukuran payudara yang kecil.
“Tetaplah fokus menyusui. Sekalipun ibu memganggap dirinya tidak punya cukup ASI, nyatanya bayinya mendapatkan semua yang dibutuhkan. Hampir semua ibu dapat menghasilkan lebih dari yang bayi mereka perlukan,” kata Elisabeth.
Tentang Mom Uung, Uungvf menjelaskan, kehadiran Mom Uung diharapkan dapat mengakselerasi pemahaman yang benar kepada ibu-ibu mengenai pentingnya memberi ASI kepada anaknya, khususnya di masa-masa golden age (0-2 tahun) agar kebutuhan nutrisi anak terpenuhi dengan baik.
“Sebab itu kami bersyukur bisa mengadakan workshop menyusui ini sebagai upaya dari Mom Uung turut serta mencerdaskan generasi baru melalui perjalanan mengASIhi hingga dua tahun, sekaligus mendukung program pemerintah untuk menekan angka stunting,” papar Uungvf.
Setiap bulannya Mom Uung melayani konsultasi menyusui gratis kepada 83 ribu ibu baru (new mom) di seluruh Indonesia.
Bahkan, jasa konsultasi yang berlokasi di Jalan San Antonio, Mulyorejo, Surabaya (Jawa Timur) ini, diganjar penghargaan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai ‘Pelayanan Kelas Ibu Menyusui Terbanyak dan Gratis 24 Jam’.
Pencapaian itu mendorongnya memberikan edukasi bagi ibu menyusui melalui kelas daring gratis bersama sejumlah dokter laktasi.
“Kami juga menciptakan komunitas Sahabat Pejuang ASI yang diikuti oleh ibu-ibu menyusui, selain juga memasarkan produk ASI booster yang mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI,” ungkap Uungvf yang juga pelopor penggunaan daun kelor dan ikan gabus untuk booster ASI ini.
Mom Uung Pejuang ASI (ASI Booster) digagas sejak tahun 2019. Inisiatornya yaitu Uung sendiri yang memiliki pengalaman tak mengenakkan selama proses menyusui anak pertamanya, Marvel yang kini sudah berusia 4 tahun.
“Saat itu setelah melahirkan anak pertam ASI saya tidak keluar sama sekali. Saat itu saya kesusahan mendapatkan akses edukasi menyusui yang mudah. Rasanya makin sedih karena waktu itu berat badan anak saya di bawah garis merah pada Kartu Menuju Sehat (KMS),” kenang ibu dua orang anak ini.