TRIBUNNEWS.COM - Bila seseorang mengalami cedera otak yang parah, dapat menyebabkan koma.
Selain itu, orang yang mengalami keracunan alkohol dapat mengalami koma.
Seorang penderita diabetes juga dapat mengalami koma jika kadar glukosa darahnya tiba-tiba menjadi sangat rendah.
Perlu diketahui, koma adalah keadaan tidak sadar, di mana seseorang tidak responsif dan tidak dapat dibangunkan.
Lantas, apa yang terjadi ketika seseorang mengalami koma?
Dikutip dari laman Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS), seseorang yang koma tidak sadarkan diri dan memiliki aktivitas otak minim.
Baca juga: Sosok Jonathan Latumahina, Pengurus GP Ansor yang Putranya Koma Usai Dianiaya Anak Pejabat Pajak
Mereka hidup tetapi tidak dapat dibangunkan dan tidak menunjukkan tanda-tanda kesadaran.
Mata orang tersebut, akan tertutup dan mereka akan tampak tidak responsif terhadap lingkungannya.
Mereka biasanya tidak merespons suara atau rasa sakit, atau mampu berkomunikasi atau bergerak secara sukarela, dan refleks dasar, seperti batuk dan menelan, akan sangat berkurang.
Mereka mungkin dapat bernapas sendiri, meskipun beberapa orang memerlukan mesin untuk membantu mereka bernapas.
Seiring waktu, orang tersebut mungkin mulai sadar kembali secara bertahap dan menjadi lebih sadar.
Baca juga: Nama Kekasih Pelaku Trending di Twitter, Buntut Anak Pejabat Pajak Aniaya Seorang Remaja hingga Koma
Beberapa orang akan bangun setelah beberapa minggu, sementara yang lain mungkin mengalami kondisi vegetatif atau kesadaran minimal.
Skala Koma Glasgow (GCS)
Dokter menggunakan Skala Koma Glasgow (GCS) untuk menilai tingkat keparahan gangguan kesadaran pada orang dengan semua jenis kondisi medis akut dan trauma.