Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyakit Tuberkolosis (TBC) masih jadi momok bagi Indonesia.
Catatan dari Kementerian Kesehatan, kasus TBC pada anak melonjak dua kali lipat yaitu pada 2021 ada 42.187 sedangkan 2022 ada 88.927 kasus.
Baca juga: IDAI Ungkap Tiga Hal yang Terjadi Jika Anak Kontak Erat dengan Pasien TBC
Gejala yang sering dijumpai ketika alami TBC sebenarnya ada tiga yaitu batuk lama, demam, dan masalah berat badan.
Lantas butuh berapa lama hingga batuk sudah harus diperiksakan?
Terkait hal ini, Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Rina Triasih pun beri tanggapan.
Menurutnya, ketika batuk lebih dari dua minggu, diduga disebabkan karena beberapa penyakit.
Baca juga: 25 Persen Kematian Orang dengan HIV/AIDS Dipicu Penyakit TBC
"Jadi batuk lebih dari dua minggu, kalau di dunia kedokteran itu ada beberapa penyebabnya. Bisa jadi asma, bisa bronkitis dan salah satunya TBC," ungkapnya pada media briefing virtual, Jumat (24/3/2023).
Sehingga menurut pemaparan dr Rina, batuk dua Minggu selalu disebabkan TBC.
Namun ada hal yang perlu ditanai dari TBC yaitu sifatnya resistens.
Misalnya batuk tersebut disebabkan oleh infeksi virus atau bakter, namun gejala menetap meski telah diberikan pengobatan.
Sehingga jika sudah mengalami batuk dua minggu, kemudian diberikan pengobatan tidak ada perubahan, maka patut dicurigai TBC.
"Tetapi kalau ada yang batuk lebih dua minggu, sudah diberi pengobatan, tidak sembuh juga, perlu dipikirkan salah satu kemungkinannya TBC," tutupnya.