Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabupaten Solok di Provinsi Sumatera Barat dan Kabupaten Kendal di Provinsi Jawa Tengah menjadi dua daerah yang berhasil menurunkan angka stunting.
Berdasarkan data SSGI tahun 2022 Kabupaten Solok mampu menurunkan stunting dari 40,1 persen pada 2021 menjadi 24,2 persen pada 2022.
Sedangkan Kabupaten Kendal berhasil menurunkan stunting dari 21,3 persen pada 2021 menjadi 17,5 persen pada 2022.
Keberhasilan keduanya dibagikan dalam acara Praktik Baik Audit Kasus Stunting Indonesia (Petik Aksi) III Tahun 2023 secara daring, Senin (02/09/2023).
"Kegiatan ini memberikan pembelajaran bagi kita semua bahwa salah satu upaya untuk menurunkan angka stunting adalah dengan memutus mata rantai, faktor risiko terjadinya stunting. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan identifikasi, risiko dan faktor risiko terjadinya stunting agar kasus serupa tidak berulang," kata Deputi KSPK BKKBN RI, Nopian Andusti SE, MT
Baca juga: Bupati Solok: Stunting Terjadi karena Banyak Orangtua Belum Mampu Penuhi Gizi Anak
Ditambahkan Program Manager Sekretariat Pelaksana PPS Pusat, DR. Dr. Lucy Widasari, M. Si.
audit kasus stunting adalah upaya pembelajaran identifikasi risiko dan penyebab risiko yang ada di masyarakat mulai dari upaya deteksi dini apakah itu melalui surveillance, pre-screening dan screening, diagnosis dini dan rekomendasi atau tatalaksana sehingga dapat memberikan dampak yang terbaik bagi sasaran.
Salah satu kasus ibu hamil yang berusia sangat muda yaitu 19 tahun di Solok dengan kondisi menikah siri, anemia, kurang gizi, perokok pasif dan psikologis sering menangis dan pingsan.
Dikarenakan belum memiliki buku nikah menyebabkan ia tidak bisa membuat kartu keluarga dan BPJS.
Intervensi yang dilakukan dengan melibatkan berbagai sektor diantaranya pengurusan Isbat Nikah oleh Pengadilan Agama, pengurusan dokumen pernikahan di KUA, dokumen Kependudukan dan Keluarga Sasaran oleh Disdukcapil, pemberian makanan tambahan oleh Baznas, inovasi Galeh Santiang (Gerakan Keluarga Hebat atasi Stunting) oleh DP2KBP3A, pengusulan DTKS-BPJS oleh Dinsos dan inovasi KASARO yaitu barter sampah dengan kebutuhan pokok untuk keluarga stunting.
Setelah ada intervensi tersebut maka kondisi kesehatan ibu berhasil ditingkatkan.
Pada Mei 2023 Hb ibu tersebut 8,8 meningkat menjadi 11,3 pada September 2023.
Kasus lainnya yang ditemukan di Solok yaitu bayi yang lahir prematur dengan berat badan 1,8 kg karena ibu yang melahirkannya Kekurangan Energi Kronis dan anemia.
Intervensi yang dilakukan hampir sama dengan kasus sebelumnya dan ditambah pemantauan dan pendampingan secara berkala oleh tim pakar AKS dan dokter spesialis anak serta pendampingan oleh Tim Pendamping Keluarga dalam KIE kepada ibu untuk melakukan perawatan metode kangguru (PMK) untuk penstabilan suhu.
Bupati Solok H. Epyardi Asda. M. mengatakan meski Kabupaten Solok adalah daerah nomor tiga termiskin di Sumatera Barat, tetapi berkat kebijakan yang diimplementasikan bersama seluruh sektor tapi mampu menurunkan angka stunting.
Pihaknya juga menyadari bahwa gizi buruk disebabkan oleh rendahnya ekonomi keluarga.
“Kalau ekonomi sudah bagus, infrastruktur untuk sanitasi dan air bersihnya bagus, dan kesadaran masyarakat juga meningkat,” kata Epyardi.
Intervensi Joko Ting Ting
Sementara itu di Kabupaten Kendal hasil Audit Kasus Stunting oleh tim pakar menetapkan sasaran sebanyak 20 baduta dan 6 ibu hamil.
Terdapat 2 kasus kompleks yang penyelesaiannya dapat dijadikan praktik baik.
Kasus pertama adalah anak stunting dengan ayah meninggal karena TBC setelah di screening hasil mantoux test positif dan score TB>6 pada Juni 2023. Pemberian obat TB dilakukan secara teratur, pola asuh yang benar, imunisasi, edukasi gizi, pemeriksaan rutin di posyandu, dan perilaku hidup bersih dan sehat dalam rumah tangga.
Kenaikan berat badan dan tinggi badan secara signifikan dari 5,9 kg /62 cm pada April 2023 menjadi 8kg/69cm di September 2023.
Kasus selanjutnya yang dipaparkan yaitu baduta yang diasuh oleh ibu dan nenek. Dalam pembahasan AKS, Ibu baduta tersebut memiliki disabilitas intelektual, kemudian sejak usia 6 bulan hingga 14 bulan hanya diberi minum susu dan tidak diberikan MPASI dengan alasan anak muntah bila diberi MPASI.
Intervensi yang dilakukan kepada baduta tersebut dilakukan melalui inovasi Joko Ting-Ting” (Jogo Tonggo Kasus Stunting yaitu pendampingan pengasuhan tetangga secara bergantian terhadap anak dengan kasus stunting yang tidak bisa diasuh oleh orang tua/keluarga. Kemudian penyisihan 1 porsi masakan rumahan lengkap siap saji selama 90 hari tanpa putus yang disalurkan melalui TPK desa program Bapak/Ibu Asuh Anak Stunting (BAAS).
Setelah 90 hari baduta tersebut berhasil lolos stunting dengan berat badan naik dan tinggi badan meningkat dari 7,4 kg/72.1 cm menjadi 9kg/78,3cm.
Beberapa inovasi penanganan stunting yang telah dipasarkan di Kabupaten Kendal dijelaskan oleh Kepala DP2KBP2PA Albertus Hendri Setyawan.
Yang pertama akselerasi dan penguatan program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting.
Kemudian ada inovasi yaitu sepunting, sedekah bulanan untuk penanganan stunting.
Kemudian juga ada pemberian bantuan beras profit dari BKKBN.
Kemudian juga ada program inovasi stunting, kelas balita stunting.
Ada inovasi program Joko Ting Ting yang merupakan akronim dari Joko Tonggo Kasus Stunting.
"Kita mengadopsi program Joko Tonggo Pandemi Covid-19 yang mana sasaran dari audit kasus stunting ini ada yang perlu didampingi," urainya.