Erlina mengatakan pemerintah saat ini sudah cukup sigap merespons.
"Pemerintah sudah cukup sigap memberikan surat edaran, mengatakan jangan panik, waspada, lakukan pencatatan, pelaporan, segera merespons dan mengajak komunitas juga," katanya.
Namun, menurutnya upaya ini perlu dibantu oleh berbagai lapisan masyarakat.
Termasuk organisasi profesi seperti PB IDI karena organisasi profesi juga menjadi mitra strategis pemerintah.
Selain itu, PB IDI juga harus membuat seminar, atau kegiatan dengan tujuan memberikan edukasi kepada masyarakat.
"Supaya mengerti dan jangan panik," kata Erlina.
Baca juga: Wabah Pneumonia Misterius di China Ancam Gelaran BWF World Tour Finals 2023, Dewan BWF Ketar-ketir
Kata Erlina, ada hal lain yang perlu dicermati, yaitu sistem imun masyarakat.
Jika sistim imun bagus, tubuh akan tetap kuat meski terpapar bakteri.
"Kalau pun terhirup udara mengandung kuman Mycoplasma, tidak berat-berat sakitnya karena imun bagus," katanya.
Sebagai informasi, kasus undefined pneumonia atau pneumonia "misterius" telah menyerang anak-anak di China.
Bedasarkan laporan epidemiologi, terjadi peningkatan kasus Mycoplasma pneumoniae sebesar 40 persen.
Mycoplasma pneumoniae adalah bakteri yang keberadaannya sudah ada sebelum munculnya Covid-19.
Bakteri ini bisa menyebabkan penyakit dengan cara merusak lapisan sistem pernapasan, lapisan pada tenggorokan, paru-paru, dan batang tenggorokan.
Baca juga: Kasus Pneumonia Merebak, Kemenhub Belum Akan Menutup Akses Masuk Turis China dan Belanda
(Tribunnews.com)