Tim Millennial Tourism mengunjungi Lembah Napu di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Jumat (5/7). Ini menjadi destinasi ketiga yang mereka kunjungi, dalam rangkaian ‘Famtrip Exotic Poso Land’.
Kepala Dinas Pariwisata Sulawesi Tengah I Nyoman Sariadijaya mengatakan, Famtrip Exotic Poso Land adalah kegiatan pengenalan destinasi wisata. Kegiatan ini digelar Dispar Sulteng dan Tim Millennial Tourism. Selain perwakilan dari Kemenpar, panitia juga mengundang beberapa influencer lokal. Termasuk melibatkan travel agent dan beberapa jurnallis pariwisata
“Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengunjungi destinasi-destinasi pariwisata yang ada di daerah Poso. Salah satunya Lembah Napu,” ujarnya, Selasa (9/7).
Nyoman Sariadijaya menjelaskan, Lembah Napu adalah sebuah lembah yang meliputi empat desa. Yaitu Desa Sedoa, Wuasa, Wanga dan Watutau. Semuanya masuk dalam wilayah Kecamatan Lore Utara dan Lore Peore, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Ketua Tim Millennial Tourism Gabriella Patricia Mandolang menambahkan, Lembah Napu memiliki pesona alam yang masih alami. Daerah Napu berjarak sekitar 2 jam perjalanan darat dari Kota Palu. Di sini terdapat potensi Agro Wisata yang cukup besar. Sebagai dataran tinggi yang cukup subur, tempat ini banyak ditanami buah-buahan dan sayur-sayuran.
Ada juga beberapa kebun jeruk yang luas, sehingga menambah daya tarik dan menggugah minat wisatawan untuk berkunjung. Pemandangan Lembah Napu sangat indah karena terdapat hamparan padang rumput yang luas.
“Lembah Napu sering juga disebut New Zealand of Indonesia. Selain memiliki panorama alam yang indah, lembah ini juga sarat sejarah. Terdapat puluhan patung megalitik yang diperkirakan didirikan pada abad ke-14,” bebernya.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani menyatakan, Sulawesi Tengah menawarkan banyak destinasi. Selain wisata alam, ada juga budaya dan manmade yang bisa dijual pada pelancong atau turis. Hal ini akan menjadi daya tarik yang luar biasa.
”Setelah sempat terpuruk akbat bencana alam gempa bumi dan tsunami, Sulawesi Tengah harus bangkit. Famtrip Exotic Poso Land adalah kegiatan yang positif. Untuk pengembangan pariwisata selanjutnya, idealnya tetap dilakukan secara kolaboratif antara pemerintah, swasta dan masyarakat,” ungkapnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya sangat mengapresiasi kegiatan Famtrip Exotic Poso Land. Menurutnya, jangka panjang dari kegiatan ini sangat bagus. Pasti akan ada kenaikan arus wisatawan ke Sulawesi Tengah.
“Untuk konsep pengembangan pariwisata, Sulawesi Tengah sudah memenuhi unsur 3A. Selain atraksi sebagai daya tarik, Sulteng juga didukung aksesibilitas dan amenitas yang baik. Yang jelas, pengenalan atau promosi adalah hal yang sangat penting dan harus terus dilakukan,” terangnya. (*)