TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Sekretaris Fraksi PKB MPR RI, Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz, STh.I, MM, mendorong perempuan untuk menjadi srikandi-srikandi yang hebat, kuat dan tangguh sehingga bisa berperan dan berkiprah di ruang publik, termasuk di bidang politik, pendidikan, keagamaan, dan lainnya. Menjadi srikandi, perempuan tidak hanya mengurusi diri sendiri tapi juga masyarakat, umat, bangsa dan negara.
"Agar bisa berperan di ruang publik, perempuan perlu merebut posisi-posisi strategis di ruang publik, menjadi pemangku jabatan dan kebijakan seperti menjadi kepala desa, camat, bupati, gunernur, pengusaha, anggota dewan baik di daerah maupun di pusat, pejabat di pemerintahan, dan sebagainya," katanya dalam Sarasehan Kehumasan MPR RI Menyapa Sahabat Kebangsaan di Cianjur, Jawa Barat, Kamis (17/11/2022).
Sarasehan Kehumasan kerjasama MPR RI dan Perempuan Bangsa dengan tema 'Srikandi Masa Kini (Perempuan Di Ruang Publik)' dihadiri Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Administrasi Setjen MPR, Siti Fauziah, SE, MM, Ketua Perempuan Bangsa Kabupaten Cianjur Nyi Emas Enan, dan Penasihat Perempuan Bangsa Cianjur dan Ketua Muslimat NU Kabupaten Cianjur Hj Ai Rahmawati.
Neng Eem menjelaskan srikandi adalah perempuan hebat, kuat, dan tangguh yang tidak hanya mengurusi dirinya sendiri tetapi juga mengurusi masyarakat, bangsa, dan negara.
"Srikandi itu perempuan yang berpikir tentang bangsa dan negara, artinya berbicara dan berperan di ruang publik. Srikandi tidak hanya bericara untuk diri sendiri, tapi lebih luas lagi. Srikandi juga membekali dengan ilmu," ujarnya.
Menurut Neng Eem, ruang publik terbuka luas untuk perempuan berperan, seperti di bidang keagamaan (majelis taklim), pendidikan, pondok pesantren, ekonomi, organisasi kemasyarakatan, politik, dan sebagainya.
"Terutama di bidang politik. Harus ada srikandi-srikandi yang duduk mewakili perempuan di lembaga legislatif di daerah maupun DPR RI," ujar Neng Eem yang juga anggota Komisi V DPR RI.
Semua aspek kehidupan, lanjut Neng Eem, tidak lepas dari keputusan politik di lembaga legislatif. Pelaksanaan pembangunan di segala bidang tidak lepas dari keputusan politik karena semua diatur undang-undang sebagai keputusan politik yang dibuat lembaga legislatif (DPR) bersama pemerintah. "Karena itu harus ada srikandi-srikandi yang mewakili perempuan di DPRD bahkan di DPR RI," tuturnya.
Neng Eem pun mendorong perempuan untuk ikut dalam kontestasi politik pada Pemilu tahun 2024. Pemilu tahun 2024 menjadi batu uji bagi perempuan untuk berperan dalam politik. "Kita akan lihat pada Pemilu 2024 nanti. Kontestasi Pemilu 2024 menjadi batu ujian bagi perempuan di ruang publik," tambahnya.
Dalam kontestasi politik Pemilu 2024 akan terjadi perebutan dan persaingan untuk terpilih menjadi anggota dewan. Perempuan juga harus bisa merebut dan memenangkan persaingan menjadi anggota dewan.
"Kita harus menempatkan orang-orang baik dan benar yang berpegangan pada Empat Pilar di lembaga legislatif agar undang-undang yang dihasilkan selaras dengan UUD NRI Tahun 1945," ujar Neng Eem yang juga Pembina Perempuan Bangsa Kabupaten Cianjur.
Menceritakan pengalaman saat mencalonkan sebagai anggota legislatif, Neng Eem mengungkapkan banyak tantangan dan halangan menjadi calon legislatif baik dari sisi dukungan finansial maupun dorongan dari orang sekitar.
"Kuncinya jangan pernah menyerah untuk mendapatkan rahmat Allah SWT. Kita tidak boleh putus asa dan pesimis dari rahmat Allah. Kegagalan dan keterpurukan akan membuat mental kita kuat. Srikandi tidak boleh mudah menyerah dan mengeluh," pesannya kepada kader Perempuan Bangsa.