TRIBUNEWS.COM - Ancaman terhadap situs Patiayam, Kudus, Jawa Tengah semakin nyata. Semua pihak harus mengambil langkah segera untuk menyelamatkan peninggalan peradaban manusia.
"Banyak penggali liar yang tidak bertanggung jawab berburu fosil-fosil purbakala untuk diperjualbelikan. Ini merupakan ancaman yang nyata terhadap peninggalan bersejarah kita," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat saat membuka Focus Group Discussion (FGD) MPR RI bertema Situs Patiayam Menuju Cagar Budaya Nasional yang diselenggarakan secara hybrid bersama Forum Diskusi Denpasar 12 dan Center for Prehistory and Austronesian Studies (CPAS) di ruang Delegasi, Gedung Nusantara V, Kompleks MPR RI/DPR RI/DPD RI Jakarta, Rabu (4/12).
Baca juga: Lestari Moerdijat: Bangun Kolaborasi yang Kuat Penting untuk Peningkatan IPK yang Konsisten
Diskusi yang dimoderatori Dr. Radityo Fajar Arianto, MBA (Tenaga Ahli Wakil Ketua MPR RI) itu menghadirkan Dr. Fadli Zon, M.Sc. (Menteri Kebudayaan Republik Indonesia), Prof. Dr. Ismunandar (Duta Besar Republik Indonesia untuk UNESCO), Prof. Dr. Harry Truman Simanjuntak (Pendiri dan Ketua CPAS), dan Marlon Ramon Nicolay Ririmase (Kepala Pusat Riset Arkeologi Lingkungan Maritim dan Budaya Berkelanjutan /PR ALMBB, Badan Riset dan Inovasi Nasional /BRIN) sebagai narasumber.
Selain itu, hadir pula Prof. Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, Msc. (Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan/LHK, Republik Indonesia Periode 2014-2024), Dr. Wiwin Djuwita Ramelan (Ketua Dewan Pengawas Perkumpulan Ahli Arkeologi Indonesia /IAAI), dan Dr. Atang Irawan, S.H., M.Hum (Pakar Hukum Tata Negara Universitas Pasundan) sebagai penanggap.
Menurut Lestari, situs Patiayam merupakan situs yang kaya dan lengkap dan merupakan bagian gambaran peradaban di masa lalu.
Sehingga, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, permasalahan yang ada di situs Patiayam saat ini harus segera diatasi.
Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu mendorong para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah bersama-sama melestarikan dan mengelola situs Patiayam dengan tata kelola yang benar.
Sehingga masyarakat di sekitar situs Patiayam, tambah Rerie, juga bisa mendapatkan manfaat dari keberadaan situs tersebut.
Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu berpendapat, upaya untuk meningkatkan status situs Patiayam menjadi situs cagar budaya nasional harus mampu diwujudkan sebagai bagian upaya pelestarian peninggalan peradaban bangsa.
Pendiri dan Ketua CPAS, Harry Truman Simanjuntak mengungkapkan, situs Patiayam merupakan salah satu situs hominid khas yang dimiliki Indonesia.
Biasanya, jelas Truman, situs hominid berada di kawasan dekat aliran sungai, tetapi di situs Patiayam tidak ada sungai di sekitarnya.
Saat ini, tambah dia, baru situs Sangiran yang merupakan cagar budaya nasional, sedang situs Trinil sedang dalam proses.
"Bisa dikatakan baru satu setengah situs hominid yang menjadi cagar budaya nasional. Saya berharap situs Patiayam segera menjadi cagar budaya nasional," ujar Truman.
Hal itu, tegas dia, harus diwujudkan karena situs Patiayam memiliki banyak keunikan. Antara lain, situs Patiayam yang menyatu dengan Gunung Muria dan tidak dilalui sungai besar.