Menurutnya, hal ini merupakan kali pertama dari pihaknya mengekstrasi air Sungai Ciliwung hingga 200 liter per detik untuk kebutuhan masyarakat.
Sehingga air olahan tersebut akan disalurkan untuk warga di Kelurahan Rawa Jati, Kelurahan Pancoran, Kelurahan Duren Tiga, Kelurahan Cikoko dan Pejaten Timur.
"Pelayanan ini diberikan untuk menjawab pertanyaan publik mengenai kehadiran badan usaha milik daerah (BUMD) DKI Jakarta yang fokus pada penyediaan air. Soalnya nomenklatur dari perseroan ini awalnya adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Padahal dulunya adalah perusahaan air minum, tapi faktanya air ini nggak bisa diminum, tapi jadi air bersih yang dimasak baru diminum,” sambungnya.
Ke depannya, air yang diolah ini bisa langsung diminum karena menggunakan instalasi pipa baru. Beda halnya dengan air yang selama ini dialiri memakai pipa yang lama, sehingga telah terkontaminasi bakteri E.Coli.
“Sebagai informasi PAM Jaya ini usianya 100 tahun dan jumlah pipanya itu yang ada di bawah kaki kita di Jakarta mencapai 12.000 kilometer. Usia pipanya ada yang 100 tahun, ada yang usianya sebulan,” ucapnya.
“Karena pipanya sambung sana dan sambung sini, sehingga nggak mungkin airnya langsung bisa diminum karena memang menggunakan pipa yang lama, sehingga sangat rentan bagi kesehatan,” lanjutnya.
Kata Syahrul, air yang masuk dalam kategori layak langsung minum harus diolah dengan standar ketat sesuai Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 492 tahun 2020 tentang Persyaratan Kualitas Air.
Nantinya, air yang telah diolah PAM Jaya ini bisa dinikmati oleh 150.000 orang atau kurang lebih 15.000 sambungan rumah.
Selain itu, PAM Jaya juga berencana membangun SPAM Pesanggrahan yang airnya diperoleh dari Ciputat, Tangerang Selatan. Di sana PAM Jaya akan membuat intake untuk memasok air ke SPAM Pesanggrahan.
“Kami sudah beli lahan dan kami sedang melakukan proses DED (detail engineering design atau detail gambar kerja) pembangunan di tahun ini. Nanti tahun depan mudah-mudahan sudah bisa jadi seperti halnya SPAM Ciliwung, itu kurang lebih 750 liter per detik," tuturnya.
Mengetahui hal ini, warga Jakarta pun menyambut antusias, salah satunya Wahyu.
“Kalau dari warga pastinya terus dukung perubahan dan upaya yang dilakukan PAM Jaya. Karena, ini semua kan untuk mewujudkan ketersediaan air bersih di Jakarta,” katanya.