Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Apabila ke Jepang khususnya ke kota Hiroshima, haruslah makan Okonomiyaki.
Mirip martabak telor kalau di Indonesia. Itulah citra Hiroshima karena Okonomiyaki menurut sejarah di Jepang dimulai dari kota Kure di Hiroshima.
Saat Tribunnews.com menikmati Okonomiyaki di daerah Shintenchi nakaku Hiroshima, ada gedung lima lantai dengan semua lantai berisi restoran Okonomiyaki.
"Namun kini persaingan terlalu banyak, maka banyak pula restoran yang bangkrut," ujar seorang penjual Okonomiyaki di sana.
Harga satu Okonomiyaki juga murah saat ini tidak sampai 1000 yen sebuah. Sekitar 25 tahun lalu Tribunnews.com masih ingat harganya bisa mencapai 2000 yen sebuah karena memang persaingan masih longgar belum begitu banyak toko ini di Jepang.
Menu pun kini sudah ada yang bahasa Inggris karena banyak sekali orang asing datang ke toko-toko okonomiyaki tersebut.
"Tinggal tunjuk gambar makanan dan ada namanya pula serta harga, jadi memudahkan kita pula untuk membuatnya," ungkap penjual itu lagi.
Menurut cerita yang tidak jelas asal-usulnya, okonomiyaki diciptakan pelaut angkatan laut Jepang yang mengaduk-aduk tepung terigu di kota Kure, Prefektur Hiroshima karena ingin makan pizza seperti yang pernah dimakannya di Italia.
Pelaut yang menciptakan okonomiyaki pulang ke tempat asalnya di Osaka untuk memperkenalkan okonomiyaki di daerah Kansai.
Okonomiyaki adalah makanan Jepang dengan bahan tepung terigu yang diencerkan dengan air atau dashi, ditambah kol, telur ayam, makanan laut atau daging babi dan digoreng di atas penggorengan datar yang disebut teppan.
Okonomiyaki adalah salah satu jenis masakan teppanyaki yang bisa dimakan begitu saja atau sebagai lauk teman nasi putih.
Okonomiyaki sering dimakan dengan sendok datar yang disebut kote (hera) yang juga berfungsi sebagai sodet sewaktu membalik okonomiyaki.
Dalam bahasa Jepang, okonomi berarti "suka-suka" (yang disuka, yang diinginkan) dan yaki berarti "panggang" (istilah "goreng" hanya digunakan di Jepang bila makanan digoreng dengan minyak yang sangat banyak).