Peluncuran JFC ke-18 sudah dilakukan di Kementerian Pariwisata, 26 Februari lalu.
Karenanya, Fariz terus memantau persiapan pagelaran JFC ke-18 itu.
Bahkan di tengah perawatan di RS Jember Klinik, Fariz juga melakukan pertemuan dengan kru JFC.
"Bahkan dua kali meeting untuk JFC-18 ini. Meetingnya juga di rumah sakit. Terakhir meeting semalam," kata David Susilo, dari manajemen JFC.
Fariz dirawat di RS Jember Klinik sejak Minggu (14/4/2019) sore dengan keluhan sesak nafas.
Dia kemudian didiagnosa mengalami infeksi saluran pernafasan.
Sakitnya Fariz mengejutkan teman dan keluarganya.
Sebab dia baru dari Jakarta, Sabtu (13/4/2019) dini hari.
Bahkan sore harinya, dia masih menggelar rapat dengan pihak Pemprov Kalimantan Tengah terkait karnaval.
"Terus terang saya kaget, karena nggak tahu kalau Mas Fariz sakit. Bahkan sakit juga masih meeting," imbuhnya.
Sosok Inspiratif di Balik Perhelatan JFC Hingga Mendunia
Bagi David, sosok anak ke-8 dari 11 bersaudara itu merupakan sosok yang sangat menginspirasi dan mengagumkan.
Sebab Fariz mengabdikan hidupnya untuk Kabupaten Jember, juga Indonesia melalui kreativitas, fesyen, dan karnaval.
"Saya ingat sekali bagimana Mas Fariz berkeinginan Jember dikenal orang. Akhirnya dia menggagas JFC, karnaval busana yang memakai kata Jember, bukan Dynand Fariz Fashion Carnaval atau nama lain. Karena memang ingin mengangkat nama Jember supaya Jember terkenal," imbuh David.
Keinginan itu tercapai. Di perhetalan JFC ke-18, JFC makin terkenal dan mendunia.