Menurut David, Kemenpar mendukung keinginan tersebut, dan diharapkan tahun ini bisa tercapai.
Sementara itu, bagi Wakil Bupati Jember KH Abdul Muqit Arief, Fariz merupakan sosok bertalenta luar biasa dan pekerja keras.
"Telaten, tidak pantang menyerah. JFC sampai mendunia itu sebagai buktinya. Saya cukup dekat dengan almarhum karena kami juga sama-sama Wong Silo," kata Kiai Muqit.
Keduanya memang berasal dari Kecamatan Silo. Jika Fariz dari Desa Sidomulyo, maka Wabup Muqit dari Desa Karangharjo.
Kiai Muqit menyebut Jember, Jatim, juga Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya.
Sedangkan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menyebut Dynand Fariz sebagai tokoh kreatif.
Karenanya Jokowi menyebut Jember sebagai kota yang religius, namun juga sangat kreatif.
Jokowi pernah hadir di pagelaran JFC tahun 2017.
Dynand Fariz (55), arek asli Jember, penggagas Jember Fashion Carnaval. Karnaval JFC digelar pertama kali 2003, dan kini memasuki perhelatan ke-18 kalinya.
Sebuah event karnaval internasional menampilkan fesyen bertema kekayaan dan kebudayaan dunia dan alam semesta.
Karnaval fesyen yang menginisiasi munculnya karnaval serupa di beberapa kota lain di Indonesia.
Fariz, seniman, desainer, dosen, konsultan, juga Presiden JFC itu meninggal pada 17 April 2019, berbarengan dengan waktu Pemilihan Presiden.
(Surya/Sri Wahyunik)
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Kena Infeksi Saluran Pernafasan, Presiden JFC Dynand Fariz Meninggal Dunia Sebelum Sempat Mencoblos,
dan Presiden JFC Dynand Fariz Meninggal, Sang Keponakan Ungkap Dua Hal Ini Kerap Dibicarakan Pamannya,