Ia menyebut, partai politik yang akan berproses memilih calon presiden untuk diusung kelak.
Menurut dia, partai politik tentu akan memilih calon presiden yang mengedepankan kepentingan bangsa.
"Jadi biarkan partai politik berproses, biarkan partai politik melakukan pembentukan koalisi."
"Kita lihat dan kami percaya partai politik ini akan mengedepankan kepentingan bangsa negara di dalam mereka menyusun koalisi dan di dalam mereka nanti menentukan calon-calonnya," tutur dia.
Namun, saat ditegaskan apakah siap maju sebagai calon presiden saat ada partai politik yang mengusungnya, Anies tidak menjawab tegas.
Ia juga belum mau bicara banyak soal apakah sudah ada partai politik yang saat ini sudah mengambil ancang-ancang untuk mengusungnya dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Yang saya bilang, kalau ada yang mengusung, kita lihat. Kita tunggu, kita tunggu nanti," ucap dia.
Dinilai Terlalu Mesra dengan Kelompok Garis Keras
Sementara itu Direktur Eksekutif Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens mengatakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terlalu mesra dengan kelompok garis keras.
Awalnya, Boni Hargens menyebut Anies Baswedan merupakan satu di antara tokoh potensial di Indonesia apalagi Partai NasDem telah mengumumkannya sebagai bakal capres di 2024.
Namun, Boni Hargens menuturkan sejak 2017 dinamika politik identitas terus menguat hingga saat ini.
"Dan Pak Anies Baswedan salah satu tokoh yang dihasilkan secara sempurna oleh gerakan populis sayap kanan ini," kata Boni Hargens di Jakarta, Sabtu (17/9/2022).
Baca juga: PKS Juga Dengar Ada yang Mau Jegal Anies Baswedan Maju di Pilpres 2024, Singgung Pemanggilan KPK
Boni Hargens menjelaskan akan lebih rumit jika mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia itu maju dalam kontestasi pilpres 2024.
"Kenapa? Karena politik identitas akan menjadi strategi mainstream di dalam pemilu 2024," ujar Boni.