News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Jokowi Sebut Pilpres Jatah Prabowo, Pengamat: Gurauan Politik, Langgar Etik, Ingin Jadi King Maker

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Endra Kurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Jokowi didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto meninjau Indo Defence 2022 Expo, Forum yang digelar di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Rabu (2/11/2022). Sejumlah pengamat memberikan pandangan mereka terkait pernyataan Presiden Jokowi terkait Pilpres 2024 jatah Prabowo saat memberikan sambutan di HUT Perindo, Senin (7/11/2022).

TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah pengamat memberikan pandangan mereka terkait pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait Pilpres 2024 jatah Prabowo Subianto di HUT Perindo, Senin (7/11/2022).

Pengamat Komunikasi Politik, Emrus Sihombing menilai pernyataan Jokowi ke Prabowo soal jatah Pilpres hanyalah gurauan politik.

Emrus menilai belum terlihat adanya pernyataan serius dari Jokowi ke Prabowo terkait dukungan soal Capres 2024.

"Menurut hemat saya, dari aspek konteks, lambang verbal dan simbol non verbal komunikasi, ucapan Jokowi lebih bermakna sebagai gurauan politik."

"Daripada pesan komunikasi politik yang bermakna dukungan suksesi kekuasaan kepada seseorang, termasuk kepada Prabowo," ungkap Emrus kepada Tribunnews, Selasa.

Selain belum melihat keseriusan dukungan Jokowi ke Prabowo, Emrus juga tidak melihat kesan kesuperioran Jokowi saat mengungkapkan kembali kemenangan di lima pemilu, termasuk dua edisi Pilpres.

"Pernyataan dirinya terpilih dua periode presiden, sama sekali bukan menunjukkan dirinya superior daripada yang lain," ujarnya.

Baca juga: Jokowi Bilang Prabowo Dapat Menang Pilpres, NasDem: Wajar, Mereka Punya Plus Relationship

Dinilai Melanggar Etik

Di sisi lain, pakar hukum tata negara, Bivitri Susanti menilai dukungan Presiden Jokowi kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto disebut melanggar etik.

Hal ini karena lontaran Jokowi tersebut menunjukkan semacam dukungan pada calon presiden berikutnya. 

"Tentu saja sangat melanggar etik. Karena perkataannya jelas menunjukkan semacam endorsement pada calon presiden berikutnya," kata Bivitri, Selasa (8/11/2022). 

Pakar hukum tata negara Bivitri Susanti (Ilham Rian Pratama/Tribunnews.com)

Baca juga: Reaksi Prabowo Ketika Ditanya soal Sinyal Dukungan Jokowi pada Pilpres 2024

Diberitakan Tribunnews.com, ia juga menambahkan, banyak respon dari elit partai yang mengatakan tindakan tersebut hanya sekedar basa-basi.

Namun, jelas Bivitri, di situ lah letak etik bagi penyelenggara negara.

Dalam berkomentar, bagi seorang penyelenggara negara, ada batas-batas etiknya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini