Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno mengatakan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) harus memiliki figur ketua umum yang kuat dan berwibawa.
Hal itu merespons sejumlah kadernya berpindah ke partai lain menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Terbaru, mislanya Direktur Advokasi dan Bantuan Hukum Dewan Pimpinan Pusat PSI Rian Ernest Tanudjaja hengkang dari partai itu.
Baca juga: Satu Per Satu Petinggi PSI Mengundurkan Diri, Terbaru Rian Ernest, Inikah Penyebabnya?
Adi menilai Ketua Umum PSI Giring Ganesha tak memiliki rekam jejak kuat jadi aktivis politik, malah yang menonjol sebagai anak band.
"Dari segi organisasi PSI butuh figur kuat berwibawa. Ketum PSI saat ini tak memiliki rekam jejak kuat jadi aktivis politik. Malah yang lebih menonjol sebagai anak band. Wibawa sebagai ketum partai kurang greget," kata Adi kepada Tribunnews.com, Kamis (15/12/2022).
Adi juga menyebut dari segi isu, PSI terlihat sangat konfrontatif, liberal, dan sangat agresif.
"Itu tak sesuai dengan budaya politik kita yang cenderung moderat. Isunya mesti lebih soft, lunak, dan tak bikin kegaduhan. Diferensiasi politik tak harus menimbulkan kegaduhan akut," ujarnya.
Adi menegaskan mundurnya sejumlah pentolan tersebut membuat makin terjal jalan yang mesti ditempuh PSI lolos ke Senayan.
Ia menerangkan Pemilu 2019 dengan full team yang dipenuhi politisi muda berbakat saja lolos ke senayan.
"Tentunya makin membuat PSI berat menghadapi pemilu 2024. PSI harus kerja super ekstra keras untuk lolos," ungkapnya.
Lebih lanjut, Adi menyarankan PSI agar segara melakukan pembenahan seperti perombakan total, strategi politik, dan isu politik.
"Jika tak segera berbenah bukan tak mungkin PSI bakal bedol desa, kader-kader kuncinya pindah ke partai lain," imbuhnya.
Sebelumnya, Direktur Advokasi dan Bantuan Hukum Dewan Pimpinan Pusat PSI Rian Ernest Tanudjaja menyatakan mundur dari partai besutan Giring Ganesha itu.