Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Komunikasi Politik, Anto Sudarto menyebut pertemuan elite Partai Golkar dan Partai Nasional Demokrat (NasDem) beberapa waktu lalu hanya sebatas reuni.
Mengingat Ketua Umum NasDem Surya Paloh dulu merupakan Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar periode 2004-2009.
Ia juga menegaskan tidak ada kejutan yang bakal disiapkan oleh kedua partai politik (parpol) sebagai buntut dari pertemuan tersebut.
“Pertemuan pak Surya Paloh kemarin, NasDem itu seperti reuni. Itu kan semua turunan Golkar,” kata Anto dalam diskusi politik di cafe kawasan Jakarta Timur, Sabtu (4/2/2023).
Baca juga: 6 Makna di Balik Manuver Politik NasDem Temui Jokowi, Kunjungi PKB-Gerindra dan Golkar
Ia juga menambahkan pertemuan ini juga sebagai pengingat untuk masing-masing bersaing tanpa saling mengganggu menjelang kontestasi Pemilu 2024 yang kian dekat.
“Jadi pertemuan tokoh itu seperti reuni saja sebenarnya. Namanya reuni, kita juga kan kalau satu almamater itu punya satu ilmu,” jelasnya.
“Ada istilah satu guru satu ilmu jangan mengganggu. Itu juga bisa diterjemahkan seperti itu. Bahwa kita kawan lama bersaing oke, tapi jangan saling mengganggu,” Anto menambahkan.
Namun begitu, Anto menjelaskan meski publik tidak tahu pasti apa yang dibicarakan di balik pertemuan tersebut dan punya banyak persepsi yang luas.
Ia tegas mengatakan hal tersebut sekadar reuni tanpa ada kejutan baru yang disiapkan oleh Golkar pun NasDem.
“Karena politik itu yang penting mediated. Entah apa isi pembicaraan, kalau dia termediasi dan orang tonton itu simbol-simbol itu lihat ya ini sih orang-orang itu juga maksudnya reuni. Jadi enggak ada sesuatu hal yang surprise atau yang baru di situ,” tegasnya.
Sebelumnya, Surya Paloh mengunjungi kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Rabu (1/2/2023).
Surya Paloh hadir bersama Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Johnny G Plate, Bendahara Umum Ahmad Sahroni, Ketua DPP Sugeng Suparwoto, dan Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Prananda Paloh.
Usai pertemuan, Surya membuka kemungkinan NasDem bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang diisi oleh Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
"Apakah (Nasdem) akan mungkin bergabung dengan KIB? Ya sama-sama mungkin. Mungkin KIB juga bergabung dengan Nasdem kan? Jadi kemungkinan itu masih terbuka,” ujar Surya.
Ia juga menyampaikan kunjungan ke Golkar merupakan salah satu prioritas. Sebab, sebelum mendirikan Nasdem, Surya Paloh berkiprah lama di partai berlambang beringin tersebut.
“Kenapa mengunjungi Golkar, ya prioritas bagi Nasdem. Ada satu romantisme. Ada satu pejalanan. Sejarah perjalanan kehidupan saya pribadi,” katanya.
“Jadi, di Golkar sendiri (saya berkiprah) 43 tahun. Baru kemudian ada Nasdem. Jadi terlepas apapun juga kekurangan satu sama lain, tapi ini modal kebersamaan. Catatan sejarah saling pemahaman,” sambung Surya.