"Sekali lagi, memang ini aspirasi yang akan disampaikan kepada para pimpinan, termasuk juga pimpinan partai-partai politik yang nanti akan menentukan," kata Sandi, saat ditemui, Minggu.
Lebih lanjut, Sandi mengatakan, soal pencalonannya di Pilpres 2024, merupakan wewenang parpol.
Sehingga, menurut Sandi, hal itu bukan wewenangnya.
"Kita tidak boleh mengambil ruang yang bukan wewenang kita. Ini adalah wewenang partai politik yang nanti akan konsolidasi dan membangun koalisi," ucapnya.
Sandi meyakini pilihan yang ditentukan partai politik akan menjadi yang terbaik dan membangun Indonesia ke depan.
"Karena dari sekarang sampai bulan Oktober nanti partai politik akan menentukan pilihannya, yang saya meyakini akan menjadi yang terbaik mendengar suara aspirasi masyarakat untuk membangun Indonesia lebih baim lagi ke depan," ungkap Sandiaga Uno.
Sebelumnya, kalimat 'Sandiaga Presiden' bergemuruh dalam acara Dialog Interaktif dalam rangka Harlah 50 Tahun Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Momen tersebut terjadi saat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI sekaligus Wakil Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra Sandiaga Uno hadir dalam acara yang digelar di Pondok Pesantren Nurul Amanah, di kawasan Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Minggu (12/3/2023).
Berdasarkan pantauan Tribunnews.com, setibanya Sandiaga Uno di Pondok Pesantren Nurul Amanah, ia disambut oleh Ketua DPW PPP DKI Jakarta Saiful R Dasuki beserta para santri.
Selanjutnya, Sandi menuju ke masjid Pondok Pesantren Nurul Amanah untuk memaparkan materi dalam dialog interaktif bertajuk "Pengembangan Ekonomi Kreatif di Pesantren" kepada para santri sekaligus acara peringatan Harlah 50 Tahun PPP.
Adapun sesampainya di teras masjid itu, terdengar kalimat "Sandi Presiden" bergemuruh.
Beberapa orang yang hadir diikuti ratusan santri dan santriwati berulang kali meneriakkan kalimat dukungan untuk Sandi menjadi Presiden di Pemilu 2024 mendatang.
Mendengar hal itu, Sandiaga Uno tampak memberikan respons positif, ia tersenyum.
Bahkan, Sandi sempat memberikan gerakan simbolis mendempetkan jempol dan jari telunjuknya kepada para santriwati, yang kerap diartikan sebagai "I love you".