News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Soal Koalisi Besar, Pengamat Sebut Prabowo-Airlangga Layak Diusung sebagai Capres dan Cawapres

Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto saat konferensi pers usai acara Silaturahmi Ramadan di DPP PAN, Jakarta Selatan, Minggu (2/4/2023). Dalam acara tersebut, hadir para ketua umum parpol koalisi pemerintah yakni Airlangga Hartarto dari Golkar, Prabowo Subianto dari Gerindra, Muhaimin Iskandar dari PKB, dan Muhamad Mardiono dari PPP.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga mengamini pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menilai pengambilan keputusan capres-cawapres bisa berlangsung alot, tetapi juga berjalan lancar apabila Koalisi Besar terwujud.

Dia mengatakan, penentuan siapa yang akan diusung sejatinya harus berdasarkan elektabilitas.

Dari situ, kata Jamiluddin, bisa dilihat Prabowo yang paling layak maju sebagai calon presiden dari lima ketua umum partai yang tergabung dalam Koalisi Besar.

Baca juga: Respon Prabowo soal Wacana Sandiaga Uno Pindah ke PPP: Kita Tidak Menahan

"Prabowo Subianto tampaknya yakin dirinya paling layak menjadi capres bila Koalisi Besar terbentuk," katanya kepada Tribun, Kamis (6/4/2023).

Terkait cawapres, Jamiluddin mengatakan sebaiknya Golkar harus bisa merelakan ketua umumnya, Airlangga Hartarto diusung sebagai cawapres, mengingat elektabilitas Airlangga yang cenderung turun.

"Jadi, dilihat dari elektabilitasnya, Prabowo dan Airlangga yang paling layak diusung Koalisi Besar. Pasangan ini tampaknya akan diterima PKB, PAN, dan PPP," ucap Jamiluddin.

Baca juga: Sebut Jokowi Populer, Panda Nababan: Tokoh yang Direstuinya akan Dapat Efek Positif di Pilpres 2024

Meski demikian, Jamiluddin mengatakan penentuan siapa capres-cawapres yang akan diusung justru akan berlangsung alot apabila PDIP ikut bergabung dalam Koalisi Besar.

Sebab, dia melanjutkan, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sudah berulang kali menyatakan capres dari PDIP sudah harga mati.

"Jadi, bila Koalisi Besar mau tetap utuh sebaiknya tidak melibatkan PDIP. Sebab, kehadiran PDIP akan menyulitkan Koalisi Besar menetapkan capres dan cawapresnya," ucap Jamiluddin.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini