News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sandiaga Uno dan Kiprah Politiknya

Manuver Sandiaga Uno Beri Kode 'Oranye' Dinilai Buntut Proposal Cawapres dari PPP ke PDIP Ditolak

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sandiaga Uno terus menimbang partai mana yang akan menjadi pelabuhan terakhirnya, setelah memutuskan hengkang dari Partai Gerindra.

Terbaru, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) tersebut sempat memberi kode jika hatinya ingin berjuang bersama partai oranye, Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Sinyal itu pun ditangkap sebagai manuver Sandiaga Uno untuk mendapatkan tiket menuju Pilpres 2024.

Padahal sebelumnya santer terdengar kabar bahwa Sandiaga bakal bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) Khoirul Umam menilai manuver yang dilakukan Sandiaga Uno memiliki arti tertentu.

Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) Khoirul Umam saat ditemui di kawasan Mampang, Jakarta, Selasa (9/5/2023).

Yakni  membuktikan bahwa proposal yang diajukan PPP kepada PDI Perjuangan (PDIP) untuk memasangkan Sandiaga Uno dengan Ganjar Pranowo, ditolak oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Manuver dari Pak Sandi sebenarnya ini mengindikasikan bahwa proposal cawapres yang diajukan oleh PPP kepada PDIP, sudah ditolak," kata Khoirul Umam saat ditemui di kawasan Mampang, Jakarta, Selasa (9/5/2023).

Umam juga menduga penolakan itu mungkin tidak dilakukan dan tidak diberikan secara terbuka.

Baca juga: Sandiaga Uno jadi Cawapres Anies, Demokrat: Berat dan Sulit, Posisi Beliau Pendukung Jokowi

Tetapi ada satu klausul dalam kesepakatan yang ditandatangani oleh Ganjar Pranowo dalam proses pencapresan bahwa cawapres bukan ditentukan oleh proses komunikasi dalam koalisi yang egaliter.

"Tetapi akan ditentukan oleh Bu Mega," imbuhnya.

Maka, dia menilai PPP tidak memiliki hak veto secara politik untuk menentukan siapa cawapres untuk mendampingi Ganjar.

"Nah itulah kenapa juga kemudian PPP menyatakan secara terbuka bahwa dia ikhlas tadi kalau pun tidak mendapatkan kursi cawapres maka dia ikhlas. Maka sebenarnya hal itu menegaskan sekali lagi bahwa proposal pencawapresan Pak Sandi melalui jalur PPP itu tidak di-approve oleh Bu Mega," paparnya.

Meski bersifat tidak pasti, Sandiaga bisa saja masih tetap masuk sebagai cawapres alternatif Ganjar Pranowo.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini