TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ormas Nasionalis Komunitas Banteng Asli Nusantara (Kombatan) mendorong pencapresan Ganjar Pranowo agar mengandeng Cawapres berkarakter kepemimpinan Indonesia yang merupakan representasi unsur nasionalis religius secara moderat.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Kombatan, Budi Mulyawan alias Cepi menilai hal ini penting untuk melanjutkan keberhasilan Presiden Jokowi menjaga dan mengawal keutuhan NKRI secara presisi.
"Keberhasilan Wapres Ma'ruf Amin representasi Ormas keagamaan terbesar Indonesia, Nadlahtul Ulama (NU) dalam mendampingi Presiden Jokowi menjaga stabilitas NKRI, harus berlanjut. Kami sarankan Ganjar tetap menggandeng Cawapres dari figur NU," kata Cepindalam keterangannya di Jakarta, Jumat (12/5/2023).
Pencermatan Kombatan, lanjut Cepi, bahwa substansi tantangan nasional ke depan baik skala global maupun domestik semakin menjadikan isu SARA sebagai primadona 'proxy war' untuk mengoyang stabilitas negara.
Muaranya tetap ingin menguasai aset aset perekonomian Indonesia.
Pasalnya, kata dia, 'status quo' politik ekonomi global maupun dosmestik yang menguasai Indonesia sejak era pasca Presiden Ir Soekarno dipastikan tidak ingin terus digusur sistem ekonomi yang diterapkan kepemimpinan Jokowi.
Artinya, lanjut Cepi, 'status quo' menghendaki sistem ekonomi ala Jokowi jangan sampai berlanjut, apalagi ada penerusnya.
Sistem ekonomi Jokowi terbukti membawa Indonesia bukan hanya jadi negara termasuk terkuat menghadapi resesi ekonomi dunia.
Padahal, tidak sedikit negara maju dibuat lumpuh. Selain itu, strategi kepemimpinan Jokowi juga berhasil menjadikan Indonesia tangguh menghadapi pandemi global Covid-19.
"NU sebagai Ormas terbesar di tanah air, disusul Muhammadiyah terbukti dalam sejarah mampu menjaga pilar keberagaman Indonesia. NU dan Muhammadiyah menjadi garda terdepan menjaga keutuhan NKRI. Sekaligus, sasaran prioritas untuk dilemahkan oleh musuh NKRI. Jadi, kursi Cawapres dari NU untuk melanjutkan Ma'ruf Amin tidak bisa ditawar," terang Cepi.
Menurut Cepi, Kombatan menyarankan figur NU paling tepat jadi Cawapres adalah Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staqult atau akrab dipanggil Gus Yahya.
Selain punya pengalaman jadi Juru Bicara Presiden Gus Dur dan Watimpres (Dewan Pertimbangan Presiden Jokowi, beliau juga pernah mendapat apresiasi dari tokoh-tokoh perdamaian dunia di forum kebebasan beragama di Washington DC, Amerika Serikat.
"Ketum PBNU ini memiliki kapabilitas lebih dari cukup sebagai Cawapres-nya Ganjar. Dengan menunjuk Gus Yahya, jelas dapat mencairkan peta Cawapres para kandidat Capres yang lain, baik Prabowo maupun Anies Baswedan jika jadi mau," ungkap Cepi.
Jika Ketum PBNU jadi Cawapresnya Ganjar, Cepi memprediksi, bisa membuat peta koalisi partai pendukung pasangan Capres-Cawapres semakin silang sengkarut.
Baca juga: Pendukung Ganjar Adakan Doa Bersama Untuk Kedamaian dan Kelancaran Pemilu 2024
Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) terdiri Golkar, PPP, PAN macet setelah PPP gabung PDI Perjuangan dukung Ganjar. Golkar yang gagas Koalisi Besar (KB) dengan PKB diprediksi bubar.