Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rahmat W. Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur LSI Denny JA, Adjie Alfaraby mengibaratkan Anies Baswedan sebagai mesin yang telat panas pada bursa bakal calon presiden.
Berdasar survei terbaru LSI Denny JA, elektabilitas Anies Baswedan berada di posisi tiga.
Sementara di posisi pertama ada Prabowo Subianto dengan angka 33,9 persen, kemudian disusul Ganjar Pranowo 31.9%.
Untuk elektabilitas Anies Baswedan berada pada angka 20,8 persen.
"Kita lihat Pak Anies walaupun posisi surveinya selalu di posisi ketiga. Namun berkaca pada pilkada DKI walaupun kuda hitam berhasil lolos putaran kedua dan menang di Pilkada DKI," kata Adjie di kantor LSI Denny JA di Jakarta Timur, Jumat (19/5/2023).
Baca juga: LSI Denny JA Ungkap Alasan Prabowo Capres yang Paling Banyak Didukung Kalahkan Ganjar dan Anies
Meski begitu Adjie menyebutkan bahwa Anies Baswedan masih memiliki potensi untuk lolos di putaran kedua Pilpres 2024.
"Pak Anies ini mesin lambat panas, secara elektabilitas selalu di posisi ketiga. Namun masih memiliki potensi untuk naik maupun lolos diputaran kedua," tegasnya.
Dikatakan Adje meski berada di posisi ketiga dari bursa bakal calon presiden potensial. Menurutnya elektabilitas 20 persen Anies Baswedan sudah menjadi modal.
"Memang sejauh ini belum terlalu maksimal image yang diangkat oleh Pak Anies. Walupun angka elektabilitasnya berada di angka 20 persen, itu juga sudah menjadi modal," sambungnya.
Baca juga: Pengamat Sebut Kasus Korupsi Jhonny G Plate Tak Berefek pada Pencapresan Anies Baswedan
Menurut Adjie untuk bisa mendapatkan suara yang lebih luas. Anies Baswedan perlu mengambil ceruk pemilih uang yang moderat dan terdidik.
"Untuk bisa menggapai suara yang lebih luas. Tentunya Pak Anies harus mengambil pemilih yang lain, lebih moderat, terdidik. Jadi imagenya harus harus dimunculkan, bagaimana programnya dan itu yang akan menjadi penentu untuk Aneis Baswedan," tutupnya.
Sebagai informasi, survei LSI Denny JA dilakukan pada 3 Mei sampai 14 Mei 2023 melibatkan 1.200 responden di seluruh Indonesia.
Rentang usia responden 17 tahun ke atas atau sudah menikah.
Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random sampling dengan cara tatap muka. Margin of error survei diperkirakan ± 2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.