"Ketika Anies tak bisa menghadapi kritik dan bully para pendukung dan simpatisan pemerintah yang ada jelas itu bisa meng-erosi elektabilitasnya," ujarnya.
Menurut Hakim, langkah Anies itu adalah pertaruhan yang besar, sebab memiliki potensi untung-rugi yang dinilai tak pasti.
"Ini gambling dan pertaruhan yang besar, ketika ini efektif bisa menukil elektabiltas Anies yang cenderung landai sejak awal tahun."
"Tapi dia juga mengkritik Jokowi ketika Pak Jokowi sedang kuat-kuatnya dengan kepuasan publik yang mencapai 80 persen," ucapnya.
Anies Bandingkan Pemerintahan Jokowi-SBY
Diberitakan sebelumnya, Anies Baswedan mengkritik sejumlah kebijakan pemerintahan Jokowi.
Termasuk membandingkan pemerintahan Jokowi dengan masa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Ia membandingkan pembangunan infrastruktur jalan era kepemimpinan keduannya.
Awalnya, Anies mengakui bahwa pembangunan infrastruktur jalan era pemerintahan Presiden Jokowi menjadi paling terpanjang dibandingkan kepemimpinan sebelumnya.
Namun, Anies menyoroti bahwa mayoritas infrastruktur jalan yang dibangun era Jokowi merupakan jalan berbayar.
"Pemerintahan kali ini berhasil membangun jalan tol terpanjang dibandingkan periode-periode sebelumnya."
"63 persen jalan tol berbayar yang berada di seluruh Indonesia itu dibangun di era pemerintahan sekarang. Sepanjang 1.569 kilometer dari total 2.499 km itu adalah jalan berbayar," kata Anies, Sabtu (20/5/2023).
Namun, kata Anies, jalan-jalan yang tak berbayar atau gratis yang dibangun di era Jokowi justru dinilai sangat sedikit.
Padahal, jalan tersebut dipakai untuk mobilitas penduduk dari sudut desa ke perkotaan.