Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jusuf Wanandi, salah satu penggagas lembaga Center For Strategic and International Studies (CSIS), bersuara soal pemilihan presiden (Pilpres) 2024, yang sebaiknya diikuti dua pasang calon presiden (Capres).
Koordinator Nasional Relawan Perubahan, Defrizal Siregar menolak skenario tersebut karena dinilai akan membatasi tokoh nasional berkualitas yang ingin maju pencalonan presiden.
“Relawan Perubahan menginginkan banyak tokoh nasional berkualitas yang ikut dalam Pilpres 2024. Masyarakat perlu diberikan banyak pilihan untuk memilih presiden. Dengan hanya ada 2 paslon dalam Pilpres 2024, kami juga khawatir hal ini kembali menimbulkan polarisasi politik yang tajam seperti dua edisi pemilu sebelumnya,” kata Defrizal, kepada wartawan Selasa (30/5/2023).
Defrizal melihat, jumlah paslon dalam pilpres mencerminkan demokrasi yang sehat.
Masyarakat pun akan memiliki pilihan sesuai dengan harapannya masing-masing, namun perlu diiringi dengan proses pengusungan paslon yang dilakukan dengan cara yang demokratis.
“Berikan kebebasan kepada masyarakat untuk bebas memilih sejalan dengan yang diinginkan. Kami amat yakin negara ini mempunyai banyak stok pemimpin yang memiliki integritas, kredibiltas dan akseptabilitas serta rekam jejak yang jelas dalam kepemimpinannya. Dan yang kami yakini punya kriteria tersebut yaitu mas Anies Baswedan,” ujarnya.
Ia berharap masyarakat bisa jeli memilih capres-cawapres yang mendahulukan kepentingan masyarakat melalui rekam jejak yang ada,
"Pemilu menjadi indikator berjalannya pemerintahan yang demokratis. Mengusung mas Anies sama artinya dengan memperjuangkan perbaikan kesejahteraan sosial dan ekonomi di negeri ini," ucapnya.
Baca juga: Pimpinan Partai Koalisi Perubahan Bakal Bertemu Tentukan Cawapres Anies Dua Hari ke Depan
"Memperjuangkan perbaikan penegakan hukum dan keadilan, dan memperjuangkan demokrasi tetap tegak di negeri ini. Rekam jejak Mas Anies terkait hal-hal tersebut sudah jelas,” pungkas Defrizal.