News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu 2024

Ridwan Kamil Tegas Tolak Mahar Politik: Jangan Beli Kecintaan Rakyat untuk Jadi Pemimpin  

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum bidang Penggalangan Pemilih Partai Golkar Ridwan Kamil menegaskan menolak segala jenis praktik ‘mahar politik’.

Hal itu Ridwan Kamil usai menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Golkar di Jakarta pada Minggu (4/6/2023).

Gubernur Jawa Barat itu pun menegaskan bahwa Partai Golkar adalah salah satu partai politik (parpol) yang berkomitmen menolak mahar politik.

Menurut pria yang akrab dipanggil RK itu, ‘mahar politik’ perlu dihindari. Sebab, bagi RK, seorang pemimpin tidak boleh melakukan upaya-upaya untuk membeli kecintaan rakyat.

”Karena menjadi pemimpin itu jangan dimulai dari niat membeli kecintaan rakyat, membeli kepercayaan rakyat,” kata Ridwan Kamil.

Baca juga: Ridwan Kamil Siap Menangkan Golkar di Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta pada Pileg 2024

Ridwan Kamil pun yakin, rakyat akan mencintai pemimpin yang bekerja dengan tulus dan ikhlas.

Karena itu, dia menyebut, tidak perlu ada ‘mahar politik’. Partai Golkar sebagai partai tengah, lanjutnya, sudah membuktikan komitmen tersebut. 

RK menyampaikan bahwa hal itu turut menjadi penekanan Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar Airlangga Hartarto dalam Rakernas Partai Golkar. 

”Pesan tersirat (dari Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto untuk) menguatkan lagi bahwa Partai Golkar itu partai tengah dan juga partai tanpa mahar,” jelasnya. 

Itu pula yang menjadi salah satu alasan RK memutuskan bergabung dengan Partai Golkar. 

Dia menjadi bagian keluarga besar partai berlambang pohon beringin itu tanpa mahar apapun. 

Menurut dia, proses politik yang dimulai dengan praktik ‘mahar politik’ bakal menjadi beban. 

”Kalau proses politik harus selalu dimulai dari beli-membeli, saya kira perjalanan kepemimpinan siapapun itu nanti, pasti tersandera oleh niat awal yang kurang baik,” jelas Ridwan Kamil.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini