Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menjelaskan faktor jangka panjang yang mempengaruhi turunnya elektabilitas capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan.
Pendiri SMRC Saiful Mujani mengatakan, ada faktor jangka panjang yang menyebabkan merosotnya elektabilitas eks Gubernur DKI Jakarta itu jelang Pilpres 2024.
Ia menuturukan, faktor jangka panjangnya menyangkut aspek ideologis.
Terkait aspek ideologis, Saiful menyebut, hasil survei SMRC menemukan pemilih di Indonesia lebih cenderung menilai diri mereka lebih ke Pancasila.
"Politik agama Islam itu (skor) adalah 10 persen. Nah pemilih rata-ratanya kalau dibuat skornya itu 4,75 persen lebih ke Pancasila," kata Saiful Mujani, dalam paparannya di laman YouTube SMRC TV, Kamis (8/6/2023).
Sehingga, Saiful menyimpulkan, sentimen ideologis pemilih di Indonesia itu Pancasila, bukan politik Islam.
"Oleh karena itu, kalau Anda ingin sukses dipilih rakyat, sentimennya harus dekat dengan rakyat seperti itu."
Lebih lanjut, Saiful menyampaikan, dari hasil surveinya ditemukan bahwa pemilih menilai sentimen ideologis Anies terhadap Pancasila, di angka 5,41 persen.
Meski demikian, jika dibandingkan dengan dua nama bacapres lain, yakni Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Kedekatan Anies dengan rata-rata pemilih dengan sentimen ideologis Pancasila itu dinilai paling rendah.
Adapun bacapres yang dinilai pemilih paling mendekati ideologi Pancasila, yakni Ganjar Pranowo, dengan perolehan 4,72 persen.
Sedangkan, nilai Prabowo Subianto, sebesar 4,61 persen.
"Ganjar 4,72. Tadi angka rakyat di angka 4,75. Kan sama, hampir plek gitu. Jadi ideologi rakyat Indonesia secara umum lebih ke Pancasila," kata Saiful.