Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W. Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Analis Politik Sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago, menilai soal membelotnya sejumlah kader PDI Perjuangan dengan secara tersirat mendukung Prabowo Subianto.
Menurut Pangi membuat masyarakat meragukan soal loyalitas dan dukungan kader PDIP terhadap keputusan ketua umum PDIP, yang telah deklarasikan Ganjar Pranowo sebagai bacapres.
"Soal Effendi Simbolon dan Budiman Sudjatmiko itu sebetulnya memang ada problem di partai tersendiri. Ada kondisi menurut saya cukup mengagetkan dan membuat kita agak meragukan soal loyalitas dan soliditas untuk mendukung Mas Ganjar," kata Pangi dihubungi Kamis (20/7/2023).
Kemudian Pangi juga menyinggung jauh sebelumnya Kaesang dan Gibran juga sempat dipanggil oleh PDIP karena tidak patuh pada keputusan partai.
"Saya pikir kok semakin dipanggil-panggil itu dulu Kaesang, Gibran, kemudian pernah Effendi Simbolon sekarang Budiman Sudjatmiko. Kok semakin tidak loyal, saya percaya betul bahwa partai modern Itu adalah partai yang sebetulnya tidak tergantung kepada center of candidate," kata Pangi.
Tetapi ketergantungan itu penting, kata Pangi, hal yang sangat penting di dalam partai yang sangat modern.
"Institusi kelembagaan partai politik itu kan loyalitas melebihi dari semua itu, tidak ada di atas loyalitas. Maka oleh karena itu memang tidak boleh ada loyalitas ganda apalagi di kader partai sendiri terpecah terbelah," jelasnya.
Kemudian Pangi mengungkapkan agar hal serupa tidak terjadi, harus ada saksi tegas untuk kader PDIP yang tidak sesuai dengan keputusan partai.
"Karena itu memang harus ada langkah-langkah yang perlu dilakukan apakah memang sanksi yang cukup keras, tegas yang untuk diberhentikan atau dipecat di partai," kata Pangi.
Baca juga: Fenomena Kader PDIP Dukung Prabowo, Pengamat sebut Kader Senior Tak Patuh Putusan Megawati
Menurutnya itu menjadi upaya pemadam kebakaran agar tidak tapi tidak melebar kemana-mana.
"Itu menurut saya langkah yang harus dilakukan karena setelah diputuskan (Partai) tidak ada boleh lagi ada pendapat pribadi," tutupnya.