Dibandingkan survei tatap muka periode 11-18 April, temuan Indikator elektabilitas dari Prabowo Subianto saat itu masih di kisaran angka 31,0 persen masih di bawah Ganjar Pranowo.
Baca juga: Kini Mesra dengan Prabowo, Ini Kilas Balik PSI Deklarasikan Ganjar Pranowo untuk Pilpres 2024
"Jadi ada lonjakan dari tingkat elektabilitas cukup signifikan dialami Prabowo Subianto," tegas Bawono.
Tren positif elektabilitas, lanjut Bawono, menjadi magnet untuk partai-partai politik di barisan koalisi pendukung pemerintah.
Prabowo dipandang sebagai sosok paling tepat dalam melanjutkan program-program kebijakan Presiden Joko Widodo di masa mendatang.
Ditambah lagi endorse politik yang diberikan Presiden Jokowi kepada Prabowo.
Di berbagai kesempatan kegiatan kenegaraan Presiden Jokowi, hampir selalu mengajak Prabowo untuk turun ke lapangan melihat implementasi dari kebijakan-kebijakan telah diambil oleh pemerintah.
"Karena itu tidak mengherankan apabila secara perlahan-lahan Prabowo mulai berhasil menuai dukungan dari sebagian pemilih Presiden Joko Widodo pada dua pemilu terdahulu sebagaimana terkonfirmasi di temuan survei Indikator Politik Indonesia terbaru," tutup Bawono.
Kata PSI
Wasekjen PSI, Dedek Uki Prayudi angkat bicara terkait tudingan tidak tegak lurus dengan Presiden Jokowi setelah bertemu dengan Prabowo.
Dedek mengatakan bahwa Prabowo dan kader Gerindra adalah teman dekat dari PSI.
Ia menegaskan bahwa pertemuan antara PSI, Prabowo, dan Gerindra adalah silaturahmi semata.
Dedek pun mengungkapkan, jika bacapres Ganjar Pranowo dan PDIP ingin bertemu dengan PSI, maka tetap akan disambut.
"Mereka itu temen-temen saya semua. Pak Prabowo dan Gerindra bersilaturahmi, tentu pintu kami terbuka. Kalau Pak Ganjar dan PDIP ingin bersilaturahmi ke PSI, pintu kami juga terbuka," katanya saat dihubungi, Kamis (3/8/2023).
Baca juga: PKB Ajak PSI Gabung KKIR Usai Bertemu Prabowo: Jangan Ragu, Kami Welcome
Ketika ditanya apakah pertemuan dengan Prabowo berarti sudah tidak tegak lurus dengan Jokowi, Dedek tidak menjawab secara gamblang.
Ia hanya menegaskan bahwa Prabowo dan Gerindra masih berkoalisi dengan pemerintahan Jokowi.
Dedek mengungkapkan, pertemuan tersebut tidak membicarakan koalisi tetapi persatuan bangsa.
"Prabowo dan Gerindra juga kan masih koalisi Jokowi. Jadi tidak perlu dipertentangkan."
"Yang jelas kami kemarin tidak bicara soal koalisi. Kami cuma membicarakan persatuan bangsa," jelasnya.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan/Yohanes Liestyo Poerwoto)