Dwi juga menyebut bahwa sejarah mencatat nama Prabowo Subianto sering disebut sebagai dalang dari penculikan aktivis.
Baca juga: Saat PSI Dibuat Terkesima Sikap Prabowo di Tengah Sikap Cuek PDIP
“Keluarga korban, yang hingga kini masih mencari keadilan, masih berharap sanak keluarga yang hilang, diculik bisa kembali ke pangkuan keluarga,” tambahnya.
Melihat rekam jejak Prabowo Subianto, kata dia, mulai dari pemerintahan Orde Baru yang ikut menikmati pemerintahan korup dengan penuh KKN, hingga ikut serta dalam dua kali kontestasi presiden 2014 dan 2019 dengan narasi-narasi penuh fitnah dan kebohongan.
Tak hanya itu, kata dia, Prabowo juga dinilai mengikut sertakan kelompok intoleran dan radikalis dalam barisannya, menguatkan dirinya untuk berada dalam posisi melawan.
“Menentang dan mengambil sikap untuk pergerakan menolak Prabowo Subianto memimpin negeri yang berbhineka ini,” tegas Dwi.
Sebelumnya, Guntur Romli, salah satu tokoh di Partai Solidaritas Indonesia (PSI), memutuskan untuk mundur dari partai tersebut dengan alasan yang cukup mengejutkan.
Ia menyatakan bahwa alasan utama dirinya hengkang dari PSI adalah karena merasa heran dengan sikap para kader partai yang menyambut kedatangan Prabowo Subianto, tokoh politik dan Ketua Umum Partai Gerindra, dengan penuh euforia di Kantor DPP PSI pada tanggal 2 Agustus 2023.
Baca juga: Grace Natalie Bertemu Prabowo, Pengamat: Sikap PSI Hasil Komando Jokowi
Guntur Romli merasa bahwa sikap kader PSI yang menyambut Prabowo dengan begitu antusias membuatnya merasa seperti tidak mengenal kawan-kawannya sendiri di dalam partai tersebut.
Ia bahkan menyebut beberapa kader partai sebagai penjilat karena memuji-muji Prabowo.
Guntur Romli juga mempertanyakan bagaimana kader PSI bisa melupakan rekam jejak Prabowo, termasuk masa lalunya yang terlibat dalam kasus kejahatan HAM dan kinerjanya yang dinilai tidak memuaskan saat menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
"Saya hampir tidak kenal kawan-kawan saya itu semua, kok jadi penjilat," tegas Guntur Romli saat diwawancarai oleh Tribunnews pada Minggu, 6 Agustus 2023.
Guntur Romli menyatakan bahwa keputusannya untuk keluar dari PSI sudah final, meskipun hingga saat ini belum ada keputusan resmi dari partai terkait apakah PSI akan berkoalisi dengan Prabowo atau tidak.
Guntur Romli mempertanyakan para kader PSI yang seolah lupa dengan rekam jejak Prabowo. Juga kinerja Prabowo sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) yang dinilai tidak memuaskan.
"Apa mereka lupa dengan rekam jejak Prabowo, terlibat kejahatan HAM masa lalu, yang akhirnya dipecat dari TNI, kemudian kinerja sekarang yang gagal, seperti food estate dan pembelian pesawat bekas Qatar," ungkap Guntur Romli.