News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Ungkit Piagam Koalisi Perubahan, Demokrat Kembali Desak Anies Segera Umumkan Cawapres Pilihannya

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bacapres Anies Baswedan berswafoto dengan relawannya. Partai Demokrat kembali mendesak agar bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan untuk segera mengumumkan calon wakil presiden (cawapres) pilihannya di Pilpres 2024.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani mendesak agar bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan untuk segera mengumumkan calon wakil presiden (cawapres) pilihannya di Pilpres 2024.

Kamhar mengatakan bahwa keputusan penentuan cawapres Anies harus diumumkan segera sesuai dengan perjanjian dalam piagam koalisi perubahan.

"Mas Anies mesti segera memutuskan calon pendampingnya agar segera dilaksanakan deklarasi paket komplit. Sebagaimana telah diatur dalam Piagam Kerjasama Tiga Partai point keempat, bahwa dalam waktu yang tidak terlalu lama KPP akan menyelenggarakan deklarasi dan mengumumkan calon presiden dan calon wakil presiden 2024-2029," kata Kamhar saat dikonfirmasi, Kamis (10/8/2023).

Ia mengingatkan bahwa saat ini telah genap separuh jalan sejak Piagam Kerjasama Tiga Partai ditandatangani menuju Pilpres 14 Februari 2024 mendatang. Karenanya jika kemudian kami mendesak untuk disegerakan, memiliki dasar yang sangat kuat.

"Kami taat azas menjunjung tinggi nota kesepahaman yang telah ditandatangani bersama. Tak butuh ahli bahasa dan ahli tafsir untuk memahami, jika telah melewati separuh dari kurun waktu yang diperjanjikan, itu bukan ‘dalam waktu yang tidak terlalu lama’ melainkan ‘kelamaan’," jelasnya.

Selain itu, kata Kamhar, faktor dinamika dan kondisi politik kekinian yang memang mendesak untuk segera direspon. Deklarasi paket komplit capres dan cawapres dari koalisi perubahan menjadi imperatif untuk disegerakan.

"Mengingat kita tak memiliki kemewahan elektabilitas yang jauh lebih tinggi dibanding kompetitor serta kemewahan lainnya berupa endorsement penguasa, maka persoalan waktu menjadi krusial," jelasnya.

"Ini satu-satunya kemewahan yang masih kita miliki yang memungkinkan untuk membalik keadaan. Salah menghitung waktu, sesal kemudian. Kita semua tak ingin itu terjadi," sambungnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini