News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Jokowi: Situasi Politik Memanas, Repotnya yang Panas justru Antar Kawan Sendiri

Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jokowi menyebut situasi saat ini sudah mulai memanas menuju kontestasi Pilpres 2024 nanti, tapi yang sudah panas justru situasi antar kawan sendiri.

"Kadang-kadang saya mikir, kita yang di atas sudah ngopi-ngopi bareng, sudah makan bersama, yang di akar rumput masih rame belum rampung-rampung," ucap Jokowi.

Jokowi meminta agar yang memenangkan Pilpres nanti supaya merangkul dan mengajak yang kalah.

"Inilah yang sering kita lupa, karena pasti ada yang menang, pasti ada yang kalah dan sebaiknya yang menang, ngajak yang kalah untuk membantu."

"Kalau pun tidak membantu, sebisa mungkin jangan mengganggu," tegas Jokowi.

Presiden Jokowi memberikan sambutan pada Peresmian Pembukaan Rakernas GAMKI di Kota Medan, Sabtu 19 Agustus 2023 (Youtube Istana Presiden)

Baca juga: Paham Visi Misi Jokowi, Erick Thohir Dinilai Berpotensi Teruskan Kepemimpinan RI

Jokowi Hati-hati Bahas Politik yang Lagi Panas

Ahli Mikro Ekspresi, Kirdi Putra, menduga Jokowi nervous (grogi) dan sangat hati-hati dalam menyampaikan situasi politik Indonesia yang saat ini tengah hangat.

Kirdi Putra khususnya menyoroti gestur Jokowi yang tampak sangat berhati-hati saat mengingatkan untuk tidak sikut-sikutan di tahun politik.

"Pak Jokowi ketika Beliau berhati-hati maka dia akan melakukan beberapa gestur khusus," ucap Kirdi Putra, Minggu (20/8/2023).

Hal ini, kata Kirdi Putra, terlihat dari gerak-gerik tangan Jokowi ketika berpidato.

Saat membahas terkait mulai panasnya tahun politik, kata Kirdi Putra, Jokowi mulai merasa grogi.

"Dalam hal ini pegang mic, kalau kita perhatiin ketika salam di awal pegang mic cuma beberapa kali, tapi begitu ngomongin tentang racing, jangan sikut-sikutan, (Jokowi) lebih sering pegang mic," ujar Kirdi Putra.

Ia menduga, Jokowi memiliki maksud tertentu hingga menyampaikan pesan untuk tidak sikut-sikutan saat tahun politik mulai memanas.

Pasalnya, para politisi adalah kaum elite yang juga memiliki kekuatan untuk merubah situasi.

"Yang dihadapi ini elite-elite, bukan masyarakat, yang punya daya masing-masing."

"Jangan main-main dengan kekuatan sekeliling, misalkan Pak Lurah ngatur, betul dia bisa menggerakkan kanan kiri, bukan berarti dia enggak bisa digoyang loh, politik Indonesia itu kompleks," ujar Kirdi.

(Tribunnews.com/Galuh Widua Wardani/Reza Deni/Jayanti TriUtami)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini