Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Survei terbaru dari Litbang Kompas menunjukkan elektabilitas partai politik (parpol) pendukung bacapres Anies Baswedan cenderung menurun, kecuali PKS yang mengalami peningkatan.
Sementara itu, Demokrat dan NasDem mengamali penurunan dibanding survei Litbang Kompas sebelumnya.
Pada Agustus 2023, Demokrat meraih elektabilitas 7 persen, sebelumnya pada Mei 2023 meraih 8 persen.
Partai NasDem meraih 5,9 persen (Agustus 2023), padahal sebelumnya pada Mei 2023 meraih 6,3 persen.
Baca juga: Survei Litbang Kompas: Hanya 7 Parpol yang Dipilih Masyarakat Lolos ke Senayan
Terkait hal itu, pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menjelaskan, pada umumnya elektabilitas partai oposisi meningkat, jika kepuasan publik terhadap pemerintah.
Namun, situasi saat ini mayoritas publik puas terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Mestinya partai partai oposisi itu kecenderungannya naik, biasanya partai oposisi itu naik terjadi ketika pemerintahnya dianggap buruk kinerjanya," kata Ujang saat dihubungi Tribunnews.com, Kamis (24/8/2023).
Ujang menyebut tidak aneh jika saat ini parpol oposisi semacam Demokrat mengalami penurunan elektabilitas, begitu juga sebaliknya.
Dia mencontohkan, di akhir pemerintahan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di mana PDIP sebagai oposisi elektabilitasnya meningkat.
Hal itu lantaran politikus Partai Demokrat banyak tersandung kasus korupsi.
"Jadi sudah menjadi hukum alamnya seprti itu," ujarnya.
Lantas, bagaimana untuk meningkatkan elektabilitas partai?
Ujang menilai para caleg dari masing-masing parpol harus bekerja keras, turun ke masyarakat agar kembali mendapatkan kepercayaan publik.
"Yang bisa menyelematkan menaikkan elektabilitas dari partai-partai oposisi termasuk Demokrat harus kerja keras, kadernya calegnya untuk bisa mati-matian gaspol untuk bisa mendapatkan hati rakyat, membantu rakyat, agar rakyat kembali percaya kepada partai," tandasnya.