TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Elektabilitas bakal capres PDIP Ganjar Pranowo melampaui dua kandidat lainnya: Prabowo dan Anies Baswedan dalam hasil survei terbaru Lembaga Survei Indonesia (LSI).
Dalam rilis survei yang ditayangkan YouTube LSI, Rabu (30/8/2023) kemarin, dalam simulasi 3 nama, Ganjar Pranowo mendapatkan elektabilitas 37 persen, diikuti bakal capres Gerindra Prabowo Subianto 35,3% dan bakal capres NasDem Anies Baswedan 22,2%.
"Elektabilitas Ganjar ada di posisi teratas dalam simulasi 3 nama. Namun, selisih Ganjar dengan bacapres Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto dalam simulasi tiga nama tipis dan dalam margin of error," katanya.
"Jika kita perhatikan pada simulasi 3 nama, antara Prabowo dan Ganjar, Ganjar unggul di 37% pada Agustus 2023, tapi Prabowo di angka 35,3% jadi selisihnya 1,7% saja. Namun perlu diingat, margin of error 2,9%," kata Djayadi.
Dalam pemaparannya, Djayadi mengatakan, jika akhirnya Prabowo, Ganjar, dan Anies jadi bertarung di Pilpres 2024, sangat besar kemungkinan digelarnya putaran kedua.
Seperti diketahui, persentase yang didapat dari banyak lembaga survei memperlihatkan tidak ada sosok yang dominan dalam elektabilitas, terutama pertarungan antara Prabowo dan Ganjar.
"Angkanya memang masih dinamis, tapi kalau melihat persentase kompetisi antara 3 nama ini, Prabowo, Ganjar, dan Anies maju semuanya, kita menduga Pilpres akan berlangsung dua putaran," tutur dia.
Berikut elektabilitas capres survei LSI simulasi 3 nama:
Agustus 2023
- Ganjar Pranowo 37%
- Prabowo Subianto 35,3%
- Anies Baswedan 22,2%
- Tidak jawab 5,5%
Agustus 2022
- Ganjar Pranowo 31,7%
- Prabowo Subianto 30,1%
- Anies Baswedan 28,2%
- Tidak jawab 10%
Lantas bagaimana prediksi di putaran kedua?
Seperti diketahui, putaran kedua Pilpres hanya akan menampilkan dua pasangan capres.
Mereka akan head to head alias berhadapan setelah menyingkirkan pasangan lain di putaran pertama.
Dalam hasil survei yang dirilis LSI kemarin, Prabowo Subianto berhasil mengalahkan Ganjar Pranowo.
Bahkan, keunggulan Prabowo atas Ganjar hampir dua kali margin of error.
Dikatakan Djayadi Hanan dalam pemaparannya, Prabowo unggul head to head dari Ganjar, dan elektabilitasnya ada pada angka 47,3%.
"Jika yang terjadi mereka (Prabowo dan Ganjar) saling berhadapan, termasuk di putaran kedua, untuk sementara Prabowo masih unggul dengan selisih yang cukup besar, yakni 5,1%. Prabowo di angka 47,3%, sedangkan Ganjar 42,2%," ucap Djayadi dalam tayangan YouTube LSI, Rabu (30/8/2023).
"Ini cukup besar, hampir dua kali margin of error keunggulannya, jadi keunggulan yang meski 2 kali margin of error saya kira cukup meaningful. Mungkin kalau dibandingkan survei-survei yang lain keunggulan Prabowo terhadap Ganjar Pranowo ini di simulasi 2 nama sementara ini turun," katanya.
Sebagai tambahan, survei LSI ini digelar 3-9 Agustus 2023 dengan populasi seluruh warga negara Indonesia yang mempunyai hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Dari populasi itu dipilih secara random (multistage random sampling) 1.220 responden. Margin of error dari survei ini +/- 2,9% dengan tingkat kepercayaan 95% (dengan multistage random sampling).
Peta pemilih Jokowi dan Parpol dalam Pilpres 2024
Masih dalam pemaparan hasil surveinya, Djayadi Hanan mengungkapkan, tren ke mana suara pemilih Jokowi dan sejumlah Parpol dalam Pilpres mendatang.
Berdasarkan temuan LSI, kebanyakan pemilih Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 akan memilih Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024.
"Ini menarik, yang kami temukan pemilih Joko Widodo pada Pemilu 2019 lalu, (pasangan) Jokowi-Maruf Amin, masih 58,2 persen cenderung memilih Ganjar, baru kemudian ke Prabowo 24,6 persen," katanya.
Kemudian, pemilih PDI-P yang disebut akan memilih Ganjar pada Pilpres 2024 totalnya lebih kurang 68 persen.
Di sisi lain, pemilih Prabowo Subianto pada Pilpres 2019 justru menurutnya terpecah.
Sebagian di antaranya ada yang cenderung memilih Anies Baswedan.
"Pemilih Prabowo Subianto terdistribusi ke 52,5 persen ke Prabowo, 39,1 persen ke Anies. Jadi pemilih Prabowo di 2019 itu cukup banyak yang pindah dari Prabowo ke Anies, sudah hampir 40 persen," ucap Djayadi.
Lalu, pemilih Partai Gerindra juga mayoritas, atau 65 persen akan kembali memilih Prabowo pada Pilpres 2024.
"Meski di sisi lain cukup banyak juga yang ke Anies yaitu 25 persen," ujar dia.
Bagaimana dengan pemilih Golkar, PKB, Nasdem, Demokrat, PPP dan PAN? Ke mana suara mereka di Pilpres 2024 mendatang?
Menurut Djayadi, pemilih Golkar pada Pemilu 2019 cenderung akan memilih Prabowo pada 2024.
Dengan demikian, ia menilai, deklarasi Golkar mengusung Prabowo sebagai bacapres tepat.
Sedangkan, sambungnya, pemilih PKB cenderung akan memilih Prabowo pada 2024.
Untuk pemilih PAN, ia mengatakan, suara mereka bakal terbagi antara ke Prabowo dan Anies.
"Pemilih Nasdem cenderung ke Anies, sedangkan pemilih PKS cenderung ke Anies. Pun demikian dengan pemilih Demokrat lebih banyak yang ke Anies," ujar Djayadi.
Hanya saja, yang menarik menurut Djayadi, hasil survei bahwa pemilih PPP justru sedikit yang memilih Ganjar.