2. Atas dasar persahabatan dan chemistry antara Anies dan Ketum AHY, maka pada 23 Januari 2023 di sebuah rumah di jalan Lembang, Jakarta Pusat, Anies Baswedan mengajak AHY "menjemput takdir" pasangan Capres-Cawapres 2024-2029 dengan kesepakatan Anies membawa NasDem, Ketum AHY membawa Demokrat dan keduanya bekerjasama untuk mengajak PKS. Peristiwa ini disaksikan oleh empat orang dari Tim 8.
3. Secara formal, Koalisi Perubahan untuk Persatuan diresmikan 14 Februari 2023 dengan penandatanganan piagam koalisi oleh ketiga ketum berisi kesepakatan yaitu, sepakat mengusung Anies Baswedan sebagai Capres dan ia diberikan mandat untuk menentukan capresnya.
Sesuai mandat itu, maka 14 Juni 2023 Capres Anies memutuskan untuk memilih Ketum AHY sebagai Cawapres.
Adapun alasannya memilih AHY karena dianggap memenuhi syarat dan kriteria yang ditentukan Piagam Koalisi Perubahan untuk Persatuan.
Baca juga: Saat Baliho Anies dan AHY Dicopot, Demokrat Kecewa Berat
Baca juga: Cak Imin Cawapres Anies, DPD Demokrat Sumut: Kalau Berkhianat Darahnya Halal Ditumpahkan
Namun, hingga kini belum ada deklarasi AHY sebagai cawapres.
Demokrat beranggapan tak terwujudnya deklarasi itu lantaran Anies sangat patuh kepada Surya Paloh yang ingin terus menunda waktu.
"Ini jelas mengganggu dan melanggar prinsip kesetaraan dalam koalisi," ungkap Teuku Riefky.
Tetapi, di tengah proses rencana deklarasi, Demokrat justru mendapat kabar NasDem menetapkan Cak Imin sebagai cawapres Anies.
Keputusan ini diambil Surya Paloh secara sepihak tanpa berkomunikasi dengan petinggi Demokrat dan PKS.
"Tiba-tiba terjadi perubahan fundamental, pada Selasa Malam, 29 Agustus 2023 di NasDem Tower, secara sepihak Surya Paloh tiba-tiba menetapkan Muhaimin Iskandar sebagai Cawapres Anies, tanpa sepengetahuan Demokrat dan PKS," ungkap Teuku Riefky.
"Namun Anies tak menyampaikan secara langsung kepada petinggi PKS dan Demokrat, melainkan mengutus Sudirman Said untuk menyampaikannya," tutupnya.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Hendra Gunawan)