Laporan Wartawan Tribunnews.com, Erik Sinaga
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dari berbagai survei yang dilakukan oleh Lembaga survei politik, nama Muhaimin Iskandar belum menunjukan perbaikan elektabilitas.
Bahkan ketika Lembaga Survei Indonesia (LSI) membuat survei politik, nama ketua umum Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tak masuk dalam salah satu kandidat yang pantas mendampingi Prabowo Subianto.
Bahkan ketika LSI simulasi capres cawapres dengan menyandingkan Prabowo Subianto dengan Muhaimin Iskandar, elektabilitas pasangan ini kalah telak (32,9 persen) dengan Ganjar Pranowo - Erick Thohir (38,9%).
Nama Muhaimin Iskandar hanya pantas mendampingi Anies Baswedan. Itu pun dengan elektabilitas yang sangat rendah yaitu 2,6%.
Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo mengakui kinerja Muhaimin Iskandar cukup berhasil membesarkan PKB.
Baca juga: Legislator PPP Apresiasi Kinerja Erick Thohir di BUMN, Singgung Makin Bersinar di Publik
Namun Ari tidak mengetahui secara pasti kenapa nama Cak Imin ini tidak ‘menjual’ di berbagai survei yang telah dikeluarkan lembaga survei politik terkemuka di Indonesia.
Ari menduga tidak naiknya elektabilitas Cak Imin di berbagai survei lantaran banyaknya tokoh yang berasal dari Nahdlatul Ulama (NU) yang cukup populer di masyarakat. Dugaan Ari lainnya adalah posisi tarik menarik antara PKB dan NU.
Dimana ketua PBNU Yahya Cholil Staquf mengatakan antara bahwa PBNU tak ingin berpolitik praktis.
Kittah PBNU yang tak ingin berpolitik praktis dan membebaskan warga NU untuk memilih pilihannya juga turut mempersulit elektabilitas Cak Imin.
“Apa lagi NU kultural yang berasal dari Gusdurian yang masih merekam betul maneuver Cak Imin yang ‘mengkhianati’ Gus Dur Luka politik ini sulit untuk diobati. Dalam politik di Indonesia khususnya di kalangan Nahdliyin pengkhianatan akan selalu menjadi catatan tersendiri Sehingga ‘cacat’ politik ini turut mempersulit naiknya elektabilitas Cak Imin. Berbagai catatan negatif seperti dugaan kasus kardus durian juga turut memperberat elektabilitas Cak Imin. Modal utama untuk meningkatkan elektabilitas adalah sosok yang disukai dan terhindar dari catatan negatif,”terang Ari, Jumat (1/9/2023).
Saat ini menurut Ari, sebagai sebagai pengusung Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), Cak Imin masih memiliki hak politik di poros koalisi Prabowo.
Khususnya untuk menjadikan Cak Imin sebagai cawapres Prabowo.
Ari menduga saat ini Cak Imin tengah bermain untuk mencari keuntungan. Apakah keuntungan tersebut berada di koalisi Prabowo atau di kandidat lainnya.