TRIBUNNEWS.COM - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kabarnya menyidik dugaan korupsi Kementerian Tenaga Kerja periode 2009-2014 di era Muhaimin Iskandar sebagai menterinya.
Kabar itu mengemuka setelah Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin, dideklarasikan sebagai bakal calon Wakil Presiden mendampingi Anies Baswedan di Pilpres 2024.
Mendengar kabar tersebut, Alissa Wahid, putri Gus Dur, angkat bicara.
Meski punya masalah pribadi dengan Cak Imin, Alissa berharap hukum jangan dijadikan sarana untuk menjegal lawan dalam kontestasi politik Pilpres 2024.
Bukan rahasia lagi keluarga Gus Dur dan Cak Imin punya hubungan yang buruk. Hal itu tak lepas karena desas-desus kudeta PKB oleh Cak Imin.
“Di sisi lain, (walau saya bermasalah dg Cak Imin cs) saya tak ingin kontestasi politik menjadikan hukum sbg bahan jegal2an. Itu bahaya bagi masa depan bangsa,” tulis putri sulung Gus Dur di Twitter seperti dikutip Wartakotalive.com.
“Walaupun cs-nya Cak Imin meremehkan gusdurian yang katanya cuma 150 orang aja, setidaknya kami keukeuh mengambil keteladanan #GusDur untuk bersikap adil dan memikirkan Indonesia, tidak mikir hanya balas dendam, dan tidak menggadaikan ideologi demi jabatan dan kekuasaan,” jelasnya.
Cak Imin optimis
Sebelumnya Cak Imin juga merespon KPK yang akan mengusut dugaan korupsi di Kemnaker saat dirinya menjabat.
Baca juga: Surya Paloh Menilai Anies dan Muhaimin Seperti Botol dan Tutupnya
Menurutnya hal itu adalah upaya penjegalan melalui dugaan kasus hukum setelah resmi berpasangan dengan Anies Baswedan sebagai capres-cawapres di Pilpres 2024.
Cak Imin mengatakan tantangan dalam pemilu bukan hanya berasal dari internal, melainkan juga dari eksternal.
"Pemilu bukan hanya tantangan internal. Eksternal banyak," kata Cak Imin, Sabtu.
Meski demikian, Cak Imin menegaskan dinamika politik seperti demikian merupakan bagian yang mewarnai perjuangan politiknya selama ini.
"Tetap semangat dan optimis. Aman," ujarnya.