“Sebenarnya saya tidak ingin menanggapi secara detail ini semua. Saya sangat hormat kepada pak SBY. Beliau (SBY) adalah panutan, beliau adalah presiden, sudah mengabdi 10 tahun, beliau adalah teladan,” tambah Anies.
Surat bertulis tangan Anies Baswedan
Anies juga buka-bukaan soal surat yang ditulis tangannya berisi kalimat meminta Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai pasangan di Pilpres 2024.
Kata Anies, itu bukan surat yang untuk dipertontonkan.
Anies kemudian menjelaskan pangkal alasan adanya surat tersebut.
Anies mengatakan pada Jumat (25/8), utusannya di Tim 8 mendatanginya dan membicarakan soal rencana Demokrat untuk menarik utusan di tim tersebut.
"Hari Jumat, utusan saya di Tim 8 datang dan menyampaikan bahwa 'Pak Anies ini utusan dari Demokrat mungkin akan ditarik. Kenapa? Karena tugas yang diembankan kepada mereka tidak terlaksana."
Anies kemudian bertanya, apa yang bisa dilakukannya ketika itu. Utusan itu, kata Anies, menginginkan ada pernyataan langsung bahwa AHY adalah opsi cawapres yang tersedia.
"Mereka meminta bahwa benar Anies menyampaikan pilihan yang ada adalah AHY dan itu sudah saya katakan kepada NasDem sejak Juni, kepada PKS sejak Juni, kepada Demokrat juga. Tapi mereka bilang tidak mungkin mendatangkan saya, jadi mereka minta ada sesuatu yang tertulis, yang bisa ditunjukkan," katanya.
Anies pun kemudian memutuskan untuk menulis di sebuah kertas. Menurutnya, tulisan itu dilakukan spontan dan tidak disiapkan.
"Jadi saya tulis, kalau itu dipersiapkan, pasti kita disiapkan diketik yang rapi, sebagai surat resmi. Ya sudah, saya tulis, bahwa sekadar diberikan kepada utusan Demokrat," kata dia.
AHY Ucapkan Selamat
Dalam konferensi pers di DPP Partai Demokrat, Menteng, Senin (4/9/2023), AHY memberi ucapan selamat kepada pasangan dan Cak Imin yang telah dideklarasikan sebagai pasangan capres dan cawapres.
"Saya ucapkan selamat ke Pak Anies Rasyid Baswedan dan Pak Muhaimin Iskandar yang baru saja deklarasi capres-cawapres. Semoga sukses," kata AHY.
AHY sendiri sebelumnya sempat digadang-gadang akan menjadi cawapres pendamping Anies Baswedan. Partai Demokrat mengklaim bahwa Anies dan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang dibentuk bersama Partai NasDem dan PKS telah sepakat mengusung ketua umum mereka itu sebagai cawapres.
Namun, Anies kemudian justru mengumumkan PKB bergabung ke koalisi NasDem, dan Muhaimin sebagai cawapresnya.