News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

AHY Sebut Demokrat Dilukai dan Komitmen Dilanggar, Anies: Komitmen Apa?

Penulis: Sri Juliati
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bakal calon presiden (capres), Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) seusai menonton laga voli Timnas Indonesia vs Vietnam di SEA V League 2023 di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (22/7/2023). Anies Baswedan kini menanggapi pidato yang disampaikan AHY pada Senin (4/9/2023). Dalam pidato, AHY mengungkapkan banyak kader Partai Demokrat yang marah dan kecewa terkait keputusan sepihak Anies dan NasDem.

TRIBUNNEWS.COM - Calon presiden (capres) Anies Baswedan kembali menanggapi pidato yang disampaikan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada Senin (4/9/2023).

Sebelumnya, dalam pidato, AHY mengungkapkan banyak kader Partai Demokrat yang marah dan kecewa terkait keputusan sepihak Anies dan NasDem.

Dalam hal ini, Anies menggandeng Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai cawapres di Pemilu 2024, bukan AHY.

Namun, kemarahan yang dirasakan kader Partai Demokrat, kata AHY, bukan karena dirinya batal menjadi cawapres.

Melainkan karena perjuangan Partai Demokrat telah dilukai.

Baca juga: Hasil Survei Terbaru Capres 2024: Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan

"Saya tahu, para kader Demokrat marah dan kecewa, bukan karena Ketumnya tidak jadi Cawapres, tapi karena perjuangan Demokrat telah dilukai oleh mereka yang tidak jujur, serta telah melanggar komitmen dan kesepakatan."

"Bagi Demokrat, ini sesuatu yang fundamental," ujar AHY.

Anies Baswedan pun mempertanyakan kesepakatan dan komitmen apa yang dilanggar pihaknya sehingga disebut AHY telah melukai perjuangan Partai Demokrat.

"Komitmen apa, kesepakatan apa? Ini tidak akan pernah berhenti, kata A lawan kata B, nggak akan pernah selesai," kata Anies dalam special interview di YouTube metrotvnews, dikutip Rabu (6/9/2023).

Anies lantas menjelaskan, ada lima butir kesepakatan dari ketiga partai pengusungnya yaitu Partai NasDem, PKS, dan Partai Demokrat terkait proses pemilihan calon wakil presiden (cawapres).

Satu di antara butir kesepakatan nomor tiga yang berisi memberikan tugas kepada calon presiden -dalam hal ini Anies- untuk memilih cawapres.

"Lalu proses berjalan sejak kesepakatan itu," lanjut Anies.

Hingga pada akhirnya pada bulan Juni 2023, muncul kesimpulan, opsi yang tersedia saat itu hanyalah AHY.

Anies lantas menyampaikan kesimpulan tersebut kepada sejumlah pihak di Koalisi Persatuan untuk Perubahan (KPP).

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini