TRIBUNNEWS.COM - Kemunculan bakal Capres dari PDIP Ganjar Pranowo dalam tayangan azan Magrib di sebuah stasiun televisi (TV), dikomentari oleh Caleg Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Ade Armando.
Ade Armando pun mengritik tajam tayangan azan Magrib yang menurutnya telah disusupi muatan politik itu.
Menurut Ade Armando, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) semestinya memiliki aturan yang melarang disusupkannya kampanye politik di tayangan azan magrib di televisi.
"Masak serendah ini sih kampanye politiknya? KPI kan punya aturan yang melarang disusupkannya iklan dalam azan televisi," tegas Ade Armando dikutip dari akun Twitternya @adearmando61, Sabtu (9/9/2023).
Menurutnya, jangan karena pemilik televisi swastanya adalah pendukung Ganjar Pranowo, lalu bakal capres itu diperbolehkan ada di dalam tayangan azan.
Baca juga: RK Jadi Bacawapres Ganjar Pranowo, Wabendum Kosgoro 57 Bimo Trihasmoro: Mereka Punya Hak Mencalonkan
"Jangan mentang-mentang pemilik TV-nya adalah pendukung Ganjar, terus jadinya boleh ada iklan Ganjar dalam azan," lanjut Ade.
Sebagaimana diketahui, munculnya Ganjar Pranowo dalam tayangan azan magrib di sebuah stasiun televisi ini juga ramai diperbincangkan publik.
Banyak yang menilai bahwa munculnya Ganjar Pranowo itu dikaitkan dengan politik identitas.
Pernyataan itu salah satunya disampaikan oleh akun Twitter, @Yom_N_Friends pada Jumat (8/9/2023).
Selain mempertanyakan soal politik identitas, pemilik akun juga turut mengunggah cuplikan video tayangan azan Magrib yang menampilkan wajah Ganjar Pranowo.
Dalam video berdurasi 28 detik itu, tampak Ganjar Pranowo tengah menunaikan shalat berjamaah di sebuah masjid.
Pada tayangan tersebut, Ganjar mengenakan baju koko berwarna putih, peci hitam, dan sarung bermotif batik.
Ganjar Pranowo tampak berada di dalam shaf paling depan.
Selain itu, adapula tangkapan layar dari video itu yang memperlihatkan Ganjar Pranowo sedang berwudhu.
Baca juga: Peta Kekuatan Ganjar andai Demokrat Bergabung PDIP
PDIP Buka Suara
Menanggapi hal itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto menegaskan munculnya Ganjar dalam tayangan azan Maghrib itu, bukanlah politik identitas.
Meski Hasto mengaku belum melihat video yang dimaksud, menurutnya tayangan tersebut adalah hal positif.
Pasalnya, dinilai sebagai ajakan kepada masyarakat supaya giat dalam beribadah.
"Tetapi kalau mengajak masyarakat dengan senyum, untuk berdoa bersama, untuk menjalankan sholat lima waktu, itu kan hal positif," ujarnya saat di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (9/9/2023) dikutip dari Kompas TV.
Hasto berharap publik tak mengaitkan hal itu dengan politik identitas.
"Janganlah (jika seseorang) menampilkan identitas yang menunjukkan spiritualitas sebagai bangsa itu kemudian dikatakan politik identitas," ungkap Hasto.
Hasto menegaskan Ganjar Pranowo memang sosok yang religius.
Bahkan, citra yang melekat pada diri Ganjar itu tidaklah dibuat-buat.
"Sejak dahulu zaman mahasiswa, Pak Ganjar Pranowo ini sosok rajin beribadah, santun, merakyat."
"Itu tidak dibuat-buat, itu suatu yang original yang keluar dari Pak Ganjar Pranowo," jelas Hasto.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)