"Dulu kita sepakat bersama Gerindra dan PKB sama-sama butuh Pak Prabowo butuh 20 persen, PKB butuh 20 persen, Pak Prabowo butuh calon wakil presiden kita butuh calon presiden, kita saling melengkapi."
"Tapi ternyata setelah ada banyak partai yang bergabung, kemudian terlihat ada perubahan yang saling mengisi, (justru) menjadi bubar," lanjut Cak Imin.
Menurutnya, langkah PKB yang memilih pisah dari Gerindra dan koalisinya itu adalah takdir.
Baca juga: PBNU Nyatakan Tak Berpolitik Praktis, Cak Imin: Kami Jalan Sesuai Kekuatan PKB Sendiri
"Itu namanya takdir, begitu pulang dalam rakornas teman-teman seluruh Indonesia menyatakan bahwa Ketua Umum dan PKB harus mengambil langkah cepat dan tepat sehingga PKB tetap bisa menjadi calon presiden dan wakil presiden tahun 2024."
"Ketika penugasan baru dalam waktu cepat mengambil langkah itulah, tiba-tiba Pak Surya Paloh mengajak pertemuan makan malam," ujar Cak Imin.
Cak Imin beranggapan bahwa makan malam itu adalah ajakan untuk penjajakan, namun ternyata langsung pinangan untuk menjadi Cawapres.
"Saya mengira pertemuan ini penjajakan, namanya seperti juga perjodohan ada proses yang namanya saling bertanya dan saling melihat peluang dan kemungkinan, tetapi di pertemuan itu diskusinya panjang lebar, kesimpulannya NasDem punya Capres, PKB punya Cawapres."
"Saya ditanya, targetnya calon presiden, tapi NasDem sudah punya calon presiden, PKB mau nggak calon wakil presiden kalau mau sekarang juga salaman, kalau nggak mau kita tidak usah ketemu lagi sampai nanti akhir pemilu," kata Cak Imin yang menirukan ajakan Surya Paloh.
Baca juga: Relawan Anies-Cak Imin: Kami Targetkan 40 Persen Suara untuk Pasangan AMIN di Bali
Cak Imin yang mendapatkan tawaran itu meminta waktu untuk menemui para kyai untuk meminta pendapat.
Dua hari setelahnya, PKB pun sepakat begabung ke Partai NasDem bersama Surya Paloh untuk mengusung Anies Baswedan.
"Akhirnya saya telepon para Dewan Syuro, bahkan saya sempat mengumpulkan beberapa Kyai sepuh yang ada di Jakarta, kemudian Pak Halim langsung pulang ke Jawa Timur pagi-pagi untuk keliling ke kyai sepuh di Jawa Timur, kabari hasilnya maksimal jam 17.00 WIB sore soal respon kyai."
"Akhirnya kita mendapat kabar Alhamdulillah rata-rata semua para Kyai bersepakat, dan tanggal 30 Agustus 2023 (menerima tawaran tersebut)," ungkap Cak Imin.
Karena bagaimana pun, kata Cak Imin, PKB harus bisa masuk menjadi salah satu Capres atau Cawapres di Pemilu 2024.
"PKB, tidak ada jalan lain, apapun yang terjadi harus nyalon tahun 2024," tegas Cak Imin.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)