Terlebih menurut dia, saat ini Ganjar Pranowo hanyalah rakyat biasa yang sedang tidak mengemban tanggung jawab apapun.
Namun, saat disinggung soal posisi Ganjar yang merupakan bakal capres dari PDIP dan Perindo, Rofiq menyatakan, kalau Ganjar belum tentu maju jadi capres.
"Untuk kali ini jelas tidak ada bedanya karena status mas Ganjar hari ini seperti rakyat kebanyakan sebagai rakyat biasa. Bukan sebagai pejabat," ujar dia.
"Bakal (capres) itu belum resmi (jadi capres)," tukas dia.
Diketahui, tayangan azan di saluran TV MNC Media milik Hary Tanoesoedibjo menampilkan sosok Ganjar Pranowo sedang mengambil wudhu dan salat.
Tayangan itu menuai polemik, sebab saat ini status Ganjar yang merupakan bacapres dari PDIP berpotensi melakukan kampanye lebih awal.
Jangankan soal waktu kampanye, saat ini saja, KPU RI belum secara resmi membuka pendaftaran untuk pasangan capres-cawapres.
Terkait hal itu, banyak pihak yang meminta agar Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) RI dan Bawaslu berperan soal ramainya polemik ini.
Salah satunya yakni, bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
"Tugas KPI dan Bawaslu yang mengomentari ya," kata Cak Imin kepada awak media di sela Tour de Wali Songo PKB, di kawasan Ampel, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (9/9/2023).
Disinggung Bawaslu, mengingat saat ini Ganjar merupakan bakal capres, sementara, penayangan azan itu dinilai memicu terbentuknya politik identitas.
Terlebih, untuk saat ini, Bawaslu dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum menetapkan masa kampanye.
Dalam kesempatan yang sama, Anies Baswedan juga turut dimintai tanggapannya.
Hanya saja, mantan Gubernur DKI Jakarta itu enggan untuk memberikan komentar.
"Saya enggak komentar," tukas Anies.