TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demokrat tengah menjajaki koalisi Pilpres 2024 baru usai hengkang dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) pada awal September lalu.
Penjajakan koalisi dilakukan baik ke koalisi pendukung Ganjar Pranowo maupun Prabowo Subianto.
Namun Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra masih enggan membeberkan siapa sosok bakal capres yang akan didukung.
Herzaky hanya memberikan sedikit petunjuk.
"Arah ke depan koalisi yang bakal dituju oleh Partai Demokrat, setahu kami kata kuncinya: wo, alias kita harus legowo. Bisa Prabowo, bisa Pranowo. Kami akan berjuang terus agar calon kami bisa mendapatkan amanah dari rakyat dan benar-benar amanah jika terpilih," katanya.
"Pilihan yang sama baiknya. Pak Prabowo orang baik. Pernah membaktikan diri kepada negeri berpuluh tahun sebagai prajurit. Kini sebagai pemimpin parpol dan menteri."
"Pak Ganjar juga baik. Berpengalaman di legislatif. Lalu, kini dua periode sebagai gubernur salah satu provinsi terbesar di Indonesia."
Menurut Herzaky, Kapasitas, kompetensi keduanya tidak perlu diragukan lagi.
"Mas AHY, pemimpin kami, sangatlah bijak. Beliau sebelum memutuskan dan memberikan rekomendasi ke Majelis Tinggi Partai selaku yang memiliki wewenang memutuskan di Partai kami, tentu memikirkannya dengan matang dan mendalam. Mas AHY pasti juga telah meminta masukan secara komprehensif dari banyak pihak."
"Kami meyakini keputusan terbaiklah yang akan diambil oleh Mas AHY. Keputusan apapun itu, tentunya yang dirasa beliau terbaik untuk rakyat, bangsa, dan negara," katanya.
AHY sebelumnya berharap Demokrat dapat segera mengumumkan arah koalisi Pilpres 2024, sebab masa pendaftaran capres dan cawapres dijadwalkan pada Oktober 2023 mendatang.
AHY juga meminta agar para kader Demokrat di seluruh Indonesia kembali fokus pada pemenangan dalam Pileg 2024.
Ia juga menyerukan agar anggota dewan petahana untuk mempertahankan dan menambah kursi Demokrat di semua tingkatan pemilihan.