Sementara, PPP meraup 4,52 persen atau mendapat 19 kursi di DPR RI.
Bila dijumlahkan, maka perolehan suara PDIP dan PPP mencapai 23,85 persen atau 147 kursi di Parlemen.
Hal serupa juga terjadi apabila dibandingkan dengan Koalisi Perubahan, pendukung Anies Baswedan yaitu PKB dan NasDem.
Jika tanpa PKS, PKB dan NasDem sudah mendapatkan 117 kursi di DPR.
Sementara bila PKS resmi mendukung duet Anies-Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Koalisi Perubahan mendapat limpahan 50 kursi sehingga menjadi 167 kursi.
Dengan demikian, tetap saja, jumlah kursi yang didapat Koalisi Indonesia Maju plus Demokrat, masih jauh lebih banyak.
Yang perlu digarisbawahi, ini adalah hitung-hitungan andaikan nanti Demokrat jadi 'berangkulan' dengan Gerindra, PAN, dan Golkar untuk mengusung Prabowo.
Apabila Demokrat memilih mendukung Ganjar, maka hitung-hitungan di atas, juga sudah pasti akan berubah.
Baca juga: Peta Kekuatan Ganjar andai Demokrat Bergabung PDIP
Demokrat Pertimbangkan Ajakan Dukung Prabowo
Di sisi lain, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Demokrat, Jansen Sitindaon mengatakan pihaknya mempertimbangkan ajakan mendukung Prabowo.
Menurut Jansen, Demokrat telah mendapat ajakan dari Golkar, PAN, dan Gerindra untuk bergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).
"Sambutan dan ajakan hangat seperti ini tentu saja akan jadi bahan pertimbangan untuk kami dalam mengambil keputusan," kata Jansen kepada wartawan, Jumat (15/9/2023).
Sebab, dalam kerja sama tentunya dibarengi perasaan nyaman, sederajat, dan sepemahaman.
"Dan sambutan hangat begini akan jadi salah satu pertimbangan bagi kami dalam mengambil keputusan," ujar Jansen.
Terkait arah koalisi, Jansen menerangkan Demokrat sedang berproses di internalnya serta melakukan penjajakan.