TRIBUNNEWS.COM - Partai Demokrat tak kunjung menjatuhkan pilihan ke mana mereka akan berkoalisi dalam Pilpres 2024.
Sebelumnya, partai yang diketuai Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu resmi keluar dari Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres).
Pun mereka ogah kembali ke Koalisi Perubahan mengingat peristiwa pengkhianatan yang dilakukan Partai Nasdem dan Anies Baswedan.
Kini, pilihan yang tersedia untuk Partai Demokrat adalah bergabung dengan koalisi pengusung Ganjar Pranowo atau Prabowo Subianto.
Baca juga: Demokrat Pertimbangkan Ajakan Dukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024
Terbaru, ada semacam kode yang dilemparkan oleh salah satu ketua umum partai politik (parpol) pengusung Prabowo, yaitu Airlangga Hartarto.
Ketua Umum Partai Golkar itu mengatakan, bakal ada satu parpol lagi yang mendukung Prabowo sebagai capres.
Sayangnya, Airlangga masih merahasiakan nama parpol itu. Namun, sejumlah kalangan menilai, partai tersebut adalah Demokrat.
Nah, apabila Demokrat bergabung ke koalisi yang mengusung Prabowo Subianto, bagaimana kondisi peta koalisinya dan hitung-hitungan kursinya?
Kondisi Peta Koalisi jika Demokrat Gabung ke Prabowo
Saat ini, Prabowo diusung oleh tiga partai parlemen yaitu Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Golkar yang tergabung di Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Ketiga partai ini sudah cukup untuk mengusung Prabowo sebagai capres.
Merujuk pada hasil Pemilu 2019, Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah kursi di DPR RI sebanyak 78 kursi.
Sementara PAN pada Pemilu 2019, mendapatkan suara sebanyak 6,84 persen atau 44 kursi di DPR RI.
Terakhir, Golkar yang menjadi pemenang kedua di Pemilu 2019 meraup 12,31 persen atau setara 85 kursi di DPR RI.
Sehingga jika dijumlahkan, maka perolehan suara Gerindra, PAN, dan Golkar sebesar 31,72 persen.