TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah mengatakan ia sempat meneteskan air mata ketika melihat Najwa Shihab melontarkan pertanyaan terkait fitnah-fitnah yang ditujukan pada Prabowo Subianto oleh orang-orang yang tidak menyukainya.
Prabowo sebelumnya menjadi pembicara dalam 'Mata Najwa On Stage: 3 Bacapres Bicara Gagasan' di Graha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Selasa (19/9/2023).
"Dan jujur, semalam saya meneteskan air mata ketika saya melihat pertanyaan dari Najwa soal fitnah-fitnah itu," kata Gus Miftah saat forum silaturahmi 'Sarapan Bareng 1000 Guru Ngaji Se-DIY' di Prima SR Hotel and Convention, Kabupaten Sleman, Yogyakarta pada Rabu (20/9/2023).
Gus Miftah menjelaskan, ia meneteskan air mata atas jawaban Prabowo yang sangat sabar.
Kala itu, Prabowo menyebut ia diajarkan oleh guru-gurunya untuk sabar dalam menghadapi fitnah.
Lebih lanjut, Gus Miftah menyampaikan pada Prabowo bahwa sejatinya fitnah itu disebarkan oleh orang-orang yang penuh kebencian.
"Fitnah itu dimulakan oleh si pembenci, disebabkan oleh si jahil, diterima bulat-bular oleh si Juni. Hoax dibuat dan disebarkan oleh orang jahat, diterima oleh orang bodoh dan disebarkan kembali oleh orang tolol," kata Gus Miftah.
"Maka mohon izin Bapak, kita tidak bisa mengatur ombak tapi kita bisa berselancar. Kita tidak bisa ngatur omongan orang lain kepada kita, tapi kita bisa mengatur bagaimana menghadapi omongan orang lain kepada kita," tambahnya.
Ia pun mengatakan agar Prabowo yakin badai itu datang tidak untuk menganggu hidup tapi untuk membersihkan jalan hidup menuju yang lebih baik.
Prabowo sungguh-sungguh jika jadi presiden
Gus Miftah menyampaikan harapannya pada Prabowo untuk bersunguh-sungguh ketika menjadi Presiden Republik Indonesia.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa sosok pemimpin bangsa selanjutnya harus memperhatikan kesejahteraan para guru ngaji. Sebab, pengorbanan mereka dinilai sangat kurang diapresiasi padahal telah berperan penting dalam mencerdaskan anak-anak bangsa di bidang agama.
"Saya hari ini menuntut Pak Prabowo untuk bersungguh-sungguh menjadi Presiden Indonesia. Supaya kedepan para guru ngaji ini mendapat penghargaan dan perlakuan layak dari negara," kata Gus Miftah.
Menanggapi tuntutan itu, Prabowo mengatakan bahwa para guru mengaji itu memang banyak berjasa dalam membimbing dan membentuk moral anak-anak Indonesia.
"Tadi Gus Miftah sudah menyampaikan perjuangan bapak ibu sekalian, telah banyak jasanya dalam membimbing, mengajar anak-anak kita khususnya di bidang agama. Membentuk anak-anak yang bermoral dan berakhlak," kata Prabowo.
Lebih lanjut, Prabowo juga mengatakan seringkali nilai-nilai akhlak itu dikesampingkan. Sehingga, banyak orang cenderung tidak seimbang antara pengetahuan akademisnya dengan penerapan nilai-nilai keagamaannya.
Baca juga: Dukung Sikap Prabowo Tak Laporkan Penyebar Hoax, Jokowi: Pak Prabowo Sekarang Sabar Kok
"Karena memang sesungguhnya kelemahan bangsa kita justru sering disitu. Kadang-kadang semakin pandai, pintar, kaya, tinggi pangkat, semakin aneh-aneh kelakuannya. Kadang-kadang kita juga bingung melihatnya. Itulah masalah bangsa," jelasnya.
Dengan demikian, menurutnya kunci utama untuk menyelesaikan masalah itu adalah membangun perekonomian yang maju melalui hilirisasi industri.
Jika negara mampu mengelola kekayaannya, maka pemerintah memiliki anggaran untuk memberi penghasilan yang cukup untuk banyak guru termasuk guru mengaji.