TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis Sabtu (30/9/2023) menunjukkan elektabilitas bakal calon presiden (bacapres) yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM), Prabowo Subianto, unggul signifikan di Jawa Barat (Jabar) dan Banten ketimbang Anies Rasyid Baswedan dan Ganjar Pranowo.
Dalam hasil survei itu juga disebutkan sejumlah nama yang pantas mendampingi bacapres Prabowo.
Berdasarkan hasil survei Yusril Ihza Mahendra masuk radar sebagai sepuluh nama calon wakil presiden (cawapres) yang pantas mendampingi Prabowo.
Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS), Nyarwi Ahmad menyebut, Yusril adalah profesional serta birokrat teruji sejak era Orde baru (Orba) hingga era Reformasi. Dengan demikian Yusril cukup kenyang asam garam perpolitikan Tanah Air.
"Profesor Yusril saat ini ketua umum partai politik yang bergabung dalam Koalisi Indonesia Maju," papar Nyarwi, di Jakarta, Sabtu (30/9/2023).
Nyarwi menambahkan, Presiden Joko Widodo punya efek dalam menentukan siapakah cawapres Prabowo.
Karena, itu adalah keputusan level elit. Dan, Jokowi adalah pimpinan di lingkar ketua umum parpol koalisi pemerintah.
"Ingat, Jokowi memiliki posisi sebagai ketua dari para ketua umum parpol yang saat ini mendukung pemerintahan. Termasuk Prabowo yang juga Ketua Umum Partai Gerindra," paparnya.
Dari rekam jejak digital, Presiden Jokowi pernah menyatakan dukungan agar Yusril menjadi capres atau cawapres.
Hal itu disampaikan Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional dan Musyawarah Dewan Partai Partai Bulan Bintang (PBB) di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (11/1/2023).
Tiba-tiba, Jokowi dalam sambutan, menyatakan dukungan kepada Yusril untuk menjadi capres atau cawapres dalam perhelatan pemilihan presiden (Pilpres) 2024-2029.
"Beliau punya pengalaman panjang, saya mendukung lho kalau Yusril di 2024 nanti dicalonkan capres atau cawapres. Ini serius, serius," kata dia.
Menurut Jokowi, tugas PBB saat ini, adalah mencari 'kendaraan' politik agar mampu memenuhi syarat pencalonan minimal 20 persen.
"Ya tugasnya di situ. Begitu dapat kendaraan saya dukung," ucap dia.
Selanjutnya, Jokowi membuka cerita lama kala dirinya akan mengikuti kontestasi Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Solo pada 2010. Ternyata, salah satu parpol pengusungnya adalah PBB.
Baca juga: Bursa Cawapres 2024, Relawan Dorong Yusril Jadi Pendamping Prabowo, Ini Alasannya
"Serius. Karena saya saat wali kota (Pilwalkot), salah satu partai yang mendukung saya saat itu adalah PBB. Saat presiden (pilpres) juga PBB. Jadi kalau saya dukung gantian enggak ada salahnya," lanjutnya.