TRIBUNNEWS.COM - Pengamat politik sekaligus pendiri Cyrus Network, Hasan Nasbi berpendapat soal kandidat potensial bakal calon wakil presiden (bacawapres) dari PDIP, Ganjar Pranowo.
Hasan berpendapat, kandidat sosok bakal cawapres Ganjar Pranowo telah mengerucut ke dua nama.
Mereka adalah Menko Polhukam Mahfud MD dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Menurutnya, pilihan sosok bakal cawapres yang akan menemani Ganjar merupakan hak prerogatif Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Baca juga: Politikus PDIP: Terima Kasih Gen Z Sudah Beri Dukungan Kepada Ganjar
Namun, ia yakin bahwa Megawati akan memainkan skema yang sama seperti pilpres terdahulu untuk menentukan siapa yang menurutnya pas mendampingi Ganjar Pranowo.
Megawati, sambungnya, akan masih konsisten untuk memilih tokoh dengan cara pandang yang nasionalis religius.
"Kayaknya Bu Mega masih konsisten dengan cara pandang yang nasionalis religius," kata Hasan dilansir TribunJakarta.com.
"Kan kekhawatiran terdalam dari PDIP itu kan dianggap ga religius, jadi dia akan mencari representasi yang bisa dibilang dia merangkul kelompok agama, kelompok religius dan kelompok religius terbesar kan NU," tuturnya.
Hasan kemudian menuturkan bahwa peluang Mahfud MD untuk terpilih menjadi bacawapres lebih tinggi dibandingkan Khofifah Indar Parawansa.
Selain merupakan tokoh religius dari kalangan Nahdliyin, posisi Mahfud MD juga dianggap relatif aman.
Dengan usianya yang senior yaitu 66 tahun, ia diperkirakan tak akan mengancam karier politik Ketua DPP PDIP, Puan Maharani.
Hal itu berbeda jika Khofifah Indar Parawansa yang dipilih menjadi cawapres Ganjar.
Jika ditunjuk sebagai bacawapres, terlebih jika terpilih menjadi orang nomor dua di negeri ini, elektabilitas Khofifah yang saat ini berusia 58 tahun berpotensi melejit.
Situasi tersebut dinilai oleh Hasan dapat menghalangi karier politik Puan pada Pemilu 2029 mendatang.